Jepang mengambil langkah lain menuju transportasi yang berkelanjutan karena kereta Yamagata dan Akita Shinkansen akan ditenagai oleh 20% energi surya. Dalam sebuah kemitraan yang inovatif, JR East dan Tohoku Electric Power bekerja sama untuk memasok energi terbarukan untuk kereta peluru yang ikonik ini.
JR East mengatakan kepada Yomiuri Shimbun bahwa mereka akan mulai menenagai Yamagata dan Akita Shinkansen pada bulan April mendatang. Ini merupakan upaya pertama bagi JR East untuk memperkenalkan catu daya untuk kereta peluru Shinkansen dari sumber energi terbarukan. Rencana ini juga akan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dioksida.
Pembangkit listrik tenaga surya yang terletak di prefektur Akita dan Aomori, yang didedikasikan khusus untuk JR East, akan memasok listrik melalui jaringan distribusi Tohoku Electric Power, seperti yang dinyatakan oleh kedua perusahaan tersebut.
Listrik yang dihasilkan oleh tenaga surya akan meneagai jalur Yamagata Shinkansen antara stasiun Fukushima dan Shinjo, serta sebagian jalur Shinkansen Akita antara stasiun Morioka dan Akita.
Rencana ini bertujuan untuk memasok sekitar 35 juta kilowatt-jam listrik per tahun, yang sebanding dengan penggunaan energi sekitar 11.200 rumah tangga. Jumlah ini mewakili sekitar 2% dari total pasokan listrik JR East untuk operasi kereta peluru Shinkansen.
Energi yang dipasok akan menyumbang sekitar 2% dari total listrik JR East yang digunakan untuk operasi Shinkansen. Kedua perusahaan memperkirakan bahwa inisiatif ini dapat mengurangi emisi CO2 dari kedua jalur tersebut sekitar 16.500 ton per tahun, atau turun 20%.
JR East telah menetapkan tujuan untuk mencapai emisi CO2 nol pada tahun fiskal 2050 melalui kombinasi upaya pengurangan, penyerapan, dan pengumpulan. Seorang pejabat menggambarkan rencana ini sebagai langkah pertama yang signifikan untuk mencapai target tersebut.