Jepang memiliki sejarah yang penuh dengan perang, gempa bumi, kebakaran, tsunami, badai, kegagalan panen dan epidemi. Namun di samping latar belakang tragedi ini, muncullah budaya yang unik dan canggih. Peradaban Jepang dapat ditelusuri kembali melalui peninggalan-peninggalan sejarah seperti gerabah, lukisan dan bahkan naskah tertulis yang ditemukan sekitar 16.000 tahun. Banyak peristiwa besar yang tergambar dari beberapa karya leluhur Jepang yang berjumlah puluhan ribu. Tragedi-tragedi yang terjadi pun diilustrasikan seapik mungkin, sehingga walaupun teknologi kamera belum ada pada saat itu, kita masih bisa melihatnya melalui lukisan.

1. Kamakura adalah kota terbesar ke-4 di dunia pada tahun 1250

Kamakura adalah ibukota de facto Jepang untuk periode yang relatif singkat dari tahun 1185-1333. Kota ini berkembang pesat selama tahun-tahun aktifnya. Menurut riset, pada tahun 1250, populasi di Kamakura mencapai 200.000 orang sehingga menjadikannya sebagai kota terbesar keempat di dunia pada saat itu. Kota Kamakura modern memiliki populasi yang sedikit lebih rendah yaitu 174.000 orang. Saat ini, Kamakura dianggap sebagai kota kecil yang indah lengkap dengan kuil dan pemandangan lautnya.

2. Jepang menutup diri dari dunia luar selama 217 tahun

Jepang memiliki sedikit kontak dengan dunia luar dari tahun 1635-1852 karena sebuah undang-undang yang dikenal dengan nama Sakoku Edict yang membatasi perdagangan, melarang perjalanan luar negeri oleh orang Jepang, melarang agama Kristen dan membuat Jepang terlarang bagi kebanyakan orang asing. Undang-undang tersebut disahkan setelah Jepang mengalami sejumlah masalah setelah berhubungan dengan pihak asing. Termasuk budak Jepang yang dikirim ke Eropa oleh Portugis, ancaman terhadap kedaulatan dan epidemi Jepang seperti cacar air. Periode isolasi Jepang yang panjang menempatkan negara tersebut kurang maju secara teknologi dibandingkan dengan negara Barat. Pada tahun 1852, Angkatan Laut Amerika secara efektif memaksa Jepang untuk membuka pasarnya. Periode isolasi Jepang yang lama membantu negara tersebut untuk mengembangkan budaya yang unik.

3. Samurai mengunjungi kota New York pada tahun 1860

Ketika Jepang pertama kali dibuka ke negara Barat pada tahun 1850-an, institusi feodal negara seperti samurai tetap utuh selama beberapa tahun saja. Dalam sebuah peristiwa yang agak aneh dan langka, 76 orang samurai dikirim ke New York City pada tahun 1860 sebagai diplomat. Samurai termuda dari grup tersebut adalah Tateishi Onojiro, yang dijuluki Tommy oleh media Amerika dan menjadi selebriti nasional. Lagu tentangnya yang disebut Tommy Polka menjadi sensasi selama beberapa waktu yang singkat di Amerika.