Berita Jepang | Japanesestation.com
Di Jepang, Robot yang Rusak Dikubur Layaknya Manusia
Robot Aibo (Reuters)

Sebagian warga Jepang menyakini robot memiliki jiwa layaknya manusia, sehingga perlu diberikan perlakuan khusus, seperti saat robot tersebut dimakamkan.

Robot tersebut berupa anjing peliharaan yang dibuat oleh Sony dengan nama Aibo. Aibo merupakan robot hiburan pertama di dunia dengan kecerdasan buatan (AI). Para pemiliknya percaya, robot tersebut memiliki perasaan dan dapat mengungkapkannya. Sayangnya usia robot Aibo mendekati 'ajal' saat Sony memutuskan menghentikan produksi Aibo sejak tahun 2006. Klinik bengkel terakhir robot itu ditutup pada Maret tahun lalu, dan akibatnya para pemilik robot ini tidak mempunyai suku cadang. Saat robot rusak, akhirnya menemui 'ajalnya'. Seperti yang diberitakan RT, Jumat, 27 Februari 2015, salah satu pemilik Aibo yaitu Mori mengungkapkan dia telah memiliki robot tersebut delapan tahun lamanya. "Saya tidak pernah berpikir, mereka ada batas hidupnya," ungkap Mori. Bahkan, salah satu insinyur Sony, yang dapat memperbaiki robot, dianggap sebagai dokter pemilik Aibo ini, bukan sebagai insiyur. "Kata perbaikan di sini tidak cocok. Bagi mereka Aibo tidak seperti peralatan rumah. Ini jelas mereka berpikir, mereka (robot) adalah anggota keluarganya," jelas Hiroshi Funabashi. Diketahui, saat memproduksi Aibo, Sony menjualnya lebih dari 150 ribu unit dari rentang waktu 1999 hingga 2006. Pada saat itu, perusahaan teknologi ini membandrol Aibo dengan harga 250 ribu Yen (Rp25,7 juta). Robot adalah Ancaman Para ilmuwan mempercayai kecerdasan buatan (AI) sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Mereka memandang robot dapat menimbulkan kiamat, seperti yang diungkapkan oleh fisikawan terkemuka di dunia, Stephen Hawking. "Manusia dibatasi oleh evolusi biologi lambat, tidak bisa bersaing, dan akan digantikan. Perkembangan kecerdasan buatan, bisa berarti akhir dari manusia," cetus Hawking. Begitu pula yang disampaikan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates. Ia memperingati robot merupakan ancaman nyata bagi manusia. Bahkan, Gates tidak menyangka jika manusia tidak peduli dengan sinyal bahaya tersebut. "Mesin akan melakukan banyak pekerjaan untuk kami (manusia) dan tidak hanya menjadi super cerdas, beberapa dekade setelah itu, robot cukup kuat untuk menjadi perhatian," ucapnya. Pernyataan Bill Gates ini tanda setuju dengan yang dikatakan Bos SpaceX, Elon Musk. Pemilik Tesla Motors itu mengadakan sayembara US$ 10 juta untuk program penelitian kecerdasan buatan, untuk bisa dikendalikan dan dipastikan bermanfaat bagi manusia di masa mendatang.