Jika membicarakan minuman beralkohol asal Jepang, ada 2 nama yang akan disebut: sake dan shochu. Kedua minuman beralkohol ini memang sama-sama populer di negeri sakura itu dan memiliki fanbase masing-masing. Tapi, apa sebenarnya perbedaan sake dan shochu?
Nah, biar lebih mudah mengetahui perbedaan sake dan shochu, JS akan membaginya ke alam perbedaan dari segi produksi, bahan baku, cara meminum, dan bagaimana cara membedakan antara botol sake dan botol shochu. Simak penjelasannya!
Produksi
Jika dilihat dari produksinya, banyak orang yang meyakini bahwa sake telah ada di Jepang sejak 3.000 tahun lalu dan dibuat dengan mengubah pati beras menjadi gula dengan menggunakan ragi. Sementara itu, Shochu dipercaya telah berada di Jepang sejak abad ke-16 atau sekitar 500 tahun yang lalu. Berbeda dengan sake, shochu yang memiliki banyak kesamaan dengan soju (alkohol asal Korea) ini dibuat dengan proses distilasi atau proses pemisahan campuran cairan dengan titik didih berbeda (dalam shochu, proses ini dibuat menggunakan air dan alkohol). Dengan menghilangkan sebagian air dari campuran alkoholnya, kadar alkoholnya pun akan lebih tinggi dan kuat.
Jika campuran alkohol dan air difermentasi secara alami seperti sake, akan menghasilkan sekitar 15 atau 16% ABV, sedangkan shochu memiliki sekitar 25% Karena itu, rasanya pun berbeda. Sake lebih lembut dan tajam, sementara shochu terasa kering karena kadar alkoholnya yang kuat.
Bahan Baku
Meski sama-sama minuman beralkohol, ternyata bahan bakunya berbeda lho. Sake selalu dibuat dari beras. Dalam hukum minuman beralkohol Jepang, hanya beras, koji, dan air yang biasa menjadi bahan baku dari sake asli. Meskipun begitu, rasa sake tetap bisa berbeda-beda tergantung ragi yang digunakan untuk fermentasi.
Rasa sake bervariasi, mulai dari dry hingga manis. Jika diukur dengan Sake Meter Value (SMV), rasa sake bisa bervariasi, mulai dari -15 hingga +15 dengan tingkat dry terus bertambah berdasarkan angka. Kamu bisa melihat angka ini di menu sake atau di label botol.
Sementara itu, shochu jauh lebih beragam! Dua bahan baku terpopuler shochu addalah imo (ubi) dan mugi (gandum). Imo-shochu memiliki rasa manis yang cocok bagi mereka yang menyukai minuman keras namun tidak terlaku nyaman dengan sensai “membakar” shochu. Namun, bagi kalian yang menyukai rasa “renyah” mugi-shochu, imo-shochu akan terasa sedikit “aneh” di lidah dan tenggorokanmu.
Biasanya, kedua shochu dengan bahan baku di atas tersedia di restoran dan di toko-toko. Tetapi, ada beberapa produsen kreatif yang suka menambahkan bahan-bahan seperti jagung, kastanye, dan gula mentah, yang ditambahkan pada tahap kedua fermentasi, memberi variasi unik.
Cara Meminumnya
Cara meminum sake bisa berbeda-beda tergantung tipenya. Sake dapat dinikmati dalam berbagai varian suhu, mulai dari hampir beku (5℃/41℉) hingga panas (about 50℃/122℉). Namun, sake juga dapat dinikmati langsung dari botolnya yang disimpan dalam suhu ruangan.
Untuk meminum sake secara hangat, ada cara tradisionalnya lho, jadi, tuangkan sake ke sebuah tokkuri (teko khusus untuk menyajikan dan menghangatkan sake), lalu panaskan dalam air panas dengan kadar suhu 110 sekitar 5 menit. Jangan pernah mendidihkan sake ya! Setelah itu, tuangkan sake ke cangkir hingga 75% lalu diminum.
Shochu juga dapat dinikmati dengan suhu tinggi, meski tidak direkomendasikan. Biasanya, shochu lebih sering disajikan secara on the rock, dicampur dengan air panas atau air dingin, teh, atau dicampur dengan jus segar yang mengurangi kadar alkoholnya hingga 12 hingga 15 persen. Jika menyukai soda, ada metode soda-wari di mana kamu bisa mencampurnya dengan air soda. Shochu juga bisa digunakan sebagai pengganti Martini atau Negroni dalam cocktail lho!
Perbedaan Botolnya
Meski kamu bisa bahasa Jepang, membedakan sake dan shochu bisa jadi cukup sulit lho. Terkadang, perusahaan menggunakan karakter kanji yang sulit dan membuat kita bingung.
Tapi tenang saja, ada triknya. Misalnya nih, biasanya shochu dijual dalam botol pendek dan agak gemuk jika dibandingkan dengan botol sake yang biasaya tinggi dan langsing. Tapi, tetap saja ini tidak berlaku bagi semua merk sake dan shochu! Jadi, cara termudah adalah dengan melihat ujung labelnya. Akan ada deretan karakter kanji dengan satu simbol penting yang membedakan antara sake dan shochu.
Kanji terakhir di setiap deretan tersebut adalah kanji (酉), sebuah simbol yang melambangkan minuman keras. Nah untuk sake, kanji itu ada di sebelah kanan dengan coretan tambahan di kiri (酒), se,mentara untuk shochu, kanjinya ada di kiri dengan tambahan coretan di kanan (酎).
Nah, sekarang tahu kan bagaimana perbedaan antara sake dan shochu?
Sumber: