Pembaca JS yang belajar bahasa Jepang mungkin pernah nih menemukan sebuah kata dalam bahasa Jepang yang sangat sulit dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Ya, beberapa kata dalam bahasa Jepang memang sangat sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, membuat para penerjemah pusing dan harus mencari cara untuk menemukan padanan yang pas. Nah, apa saja sih kata-kata dalam bahasa Jepang yang sulit diterjemahkan? Berikut daftarnya.
1. “Otsukare sama desu” (お疲れ様です)
Jika tinggal di Jepang, kata ini pasti akan selalu terdengar sepanjang hari di situasi berbeda. Terkadang, kata ini digunakan saat dua orang teman bertemu untuk pertama kalinya, lalu mendengarnya lagi saat seorang karyawan berkata ke koleganya saat pekerjaannya selesai dan akan segera pulang ke rumah atau telah mengerjakan suatu pekerjaan. Kata ini juga digunakan dalam email resmi di Jepang. Bingung kan?
Kalimat ini bisa memiliki beberapa “arti” tergantung dari situasinya, mulai dari “senang bertemu denganmu,” “terima kasih banyak” dan “terima kasih atas kerja kerasnya.” Namun, sebenarnya, arti yang paling dekat dengan “otsukare sama” adalah “Aku mengapresiasi semua yang telah kamu lakukan.” Sangat cocok kan dalam situasi di mana coworker memberi tahu bahwa ia mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh rekannya. Tapi tunggu dulu, ternyata antar teman dan keluarga pun menggunakannya! Makin bingung saja.
Intinya sih, “Otsukare sama (desu)” mungkin bisa dipandang sebagai ucapan untuk menyampaikan rasa pengakuan kerja keras orang lain, baik di sekolah, tempat kerja, atau kehidupan. Tidak ada terjemahan pastinya hingga kini.
2. “Shouga Nai” (しょうがない)
Awalnya, mungkin “shouga nai” bisa berarti “mau bagaimana lagi” atau “tidak ada yang bisa dilakukan.” Jadi, kamu mengira bisa menggunakannya saat ban sepedamu bocor, atau ketika cuaca buruk memaksamu untuk membatalkan janji makan malam. Namun nyatanya, “shouga nai” jauh lebih kompleks dan berkaitan dengan kultur Jepang.
“Mau bagaimana lagi” dalam “shouganai” lebih sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang lebih rumit dan menggambarkan bagaimana orang Jepang mencoba menghindari perubahan besar tersebut. Contohnya, saat di tempat kerja, ada sesuatu yang sebenarnya lebih mudah dilakukan, tapi hal lain sudah dilakukan sejak lama di tempat itu, jadi bisa menggunakan kata “shouga nai.” Membingungkan memang.
3. “Mendo(u) kusai” (面倒くさい)
Apakah kamu benar-benar kesal akan sesuatu dan tidak ingin melakukan hal itu lagi? Tenang, ada kata yang tepat untukmu, “Mendokusai!” Biasanya, kata ini digunakan saat kita diwajibkan untuk melakukan sesuatu yang menyebalkan atau tidak penting. Terjemahan kasarnya mungkin “merepotkan.”
4. “Mottainai” (もったいない)
“Mottainai” mungkin mirip dengan kata “menyia-nyiakan.” Biasanya, orang Jepang menggunakan kata ini ketika seseorang menyia-nyiakan seseuatu. Misalnya, kamu memesan makan malam dengan porsi besar, namun hanya mampu menghabiskan sebagian saja dan akan membuang sisanya.Orang lain yang melihat akan berkata “mottainai!” karena kamu memang menyia-nyiakan makanan.
Tapi bukan cuma itu, Kata ini juga digunakan saat menerima hadiah dari orang lain, menujukkan rasa syukur (dengan menunjukkan bahwa kita tidak pantas menerimanya). Sulit kan menerjemahkannya?