Berita Jepang | Japanesestation.com

Jika masyarakat Barat mengenal legenda horor Bloody Mary, yang berkaitan dengan cermin, maka Jepang pun memiliki cerita nyaris serupa dengan legenda tersebut, yaitu Ungaikyo, cermin angker yang kerap manampakan sosok hantu menyeramkan pada permukaannya. Makhluk halus serta roh-roh yang menghantui cermin ini tak terhitung jumlahnya dan telah tersimpan di dalam selama bertahun-tahun, hingga dapat memanipulasi refleksi dan muncul dalam bentuk apapun yang mereka suka.

Ungaikyo dapat digunakan oleh manusia untuk menjebak roh pada malam ke-15 bulan ke-8 dalam kalender lunar lama, yaitu dengan cara menuangkan air ke dalam piringan kristal untuk memantulkan cahaya bulan purnama. Jika air itu digunakan untuk melukis gambar yokai ke dalam cermin, maka roh tersebut kemudian akan menghuni cermin.

Dalam buku berjudul Hyakki tsurezure bukuro karangan Toriyama Sekien, konon cerita ini berasal dari mitos legenda Cina kuno. Cermin tersebut disebut Shomakyo, memiliki kemampuan untuk menunjukan bentuk-bentuk iblis yang menyamar sebagai seorang manusia ketika mereka terpantul di cermin. Shomakyo digunakan oleh Raja Zhou dari dinasti Shang untuk mengungkapkan bahwa pasangan yang dicintainya, Daji, merupakan sosok kitsune berekor sembilan, yang bermaksud melakukan kejahatan.

Bentuk aslinya pun terungkap, ia kemudian melarikan diri dan berakhir di Jepang, dikenal sebagai Tamamo no Mae, salah satu kitsune paling terkenal. Shomakyo pun digunakan berkali-kali untuk mengungkapkan sifat sebenarnya dari roh-roh yang menyamar sebagai manusia.

Roh-roh yang tak terhitung jumlahnya, dan terkurung dalam tercermin selama bertahun-tahun perlahan-lahan konon mendapat kemampuan untuk memanipulasi refleksinya. Belakangan ini, ungaikyo digambarkan sebagai cermin yang telah berubah menjadi sosok makhluk halus, di mana setelah mencapai usia seratus tahun, cermin berubah menjadi yokai.