Tennyo adalah mahluk yang berparas sangat cantik dan menyerupai manusia. Mereka memiliki sifat umum manusia seperti sifat elegan, wajah dan kepribadian yang menarik. Yang membedakan mereka dengan manusia biasa adalah pakaian yang dikenakannya, berupa sebuah gaun sangat indah yang disebut ‘hagoromo’ (kain/jubah berbulu) yang bisa membuat mereka terbang.
Tennyo merupakan pelayan untuk kaisar di surga selain itu mereka juga merupakan sahabat para Buddha dan bodhisattva. Mereka memiliki kegiatan layaknya manusia seperti bernyanyi, menari, bermain musik, membaca puisi dan melakukan hal lainnya. Meski semua kegiatannya dilakukan di surga, terkadang mereka pun turun ke bumi untuk berkunjung.
Menurut cerita, Tennyo merupakan sekelompok tennin wanita yang berasal dari kepercayaan India berwujud bidadari. Cerita tentang Tennyo ini mengalami perjalanan yang panjang untuk sampai di Jepang. Pada awalnya, cerita ini dibawa dari India menuju China bersamaan dengan ajaran Buddha, lalu setelah sampai di China kemudian sampailah ke Jepang.
Faktanya, Tennyo sendiri merupakan cerita rakyat yang cukup populer di seluruh Jepang. Legenda ini terkadang selalu melibatkan kisah cinta hingga pernikahan antara Tennyo dan manusia.
Tennyo ini sebenarnya adalah seorang bidadari dari khayangan, awal mula kisahnya hampir sama dengan cerita-cerita mitologi bidadari di Indonesia, yang membedakannya ialah tempat bertemunya manusia dan sang bidadari tersebut.
Hampir di setiap wilayah di Indonesia memiliki versi yang sama tentang kisah bidadari, yakni dengan tanda munculnya pelangi selepas hujan yang berarti ada 7 putri khayangan yang sedang mandi di ujung pelangi, yang menurut kepercayaan berada di salah satu air terjun terdekat. Mereka memakai selendang yang ditaruh di sisi sungai yang kemudian hilang karena dicuri.
Tennyo juga dikisahkan seperti itu dimana pada suatu hari ia kehilangan jubahnya. Tempat kejadian legenda ini adalah sebuah pesisir pantai yang kini dikenal dengan daerah Shizuoka. Seorang nelayan bernama Hakuryou sedang menikmati suasana di pantai, kemudian ia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya yakni sebuah jubah yang sangat cantik dan indah tergeletak tertutupi daun pinus. Ia pun ingin membawa pulang jubah itu.
Tak lama ada seorang wanita cantik tanpa busana mendatanginya, di rambutnya terdapat sebuah bunga yang sangat harum. Wanita itu meminta jubah yang dipegang oleh nelayan tersebut untuk dikembalikan, sadar kalau pemilik dari jubah itu adalah Tennyo, si nelayan menolak untuk mengembalikannya sambil berkata bahwa jubah itu akan dijadikan benda pusaka dan keberuntungan untuk desanya.
Wanita itu pun bersedih karena tanpa jubahnya ia tak bisa pulang ke surga. Ia pun menangis lirih sambil meneteskan air matanya yang indah bagai mutiara. Ia pun kemudian menatap langit dan mendengar suara angsa terbang yang mengingatkannya pada burung di surga, selain itu bunga yang terselip di rambutnya itu menjadi layu.
Melihat itu, akhirnya sang nelayan luluh dan akan mengembalikan jubah Tennyo tersebut namun dengan syarat wanita tersebut harus memberikan hiburan berupa tarian. Wanita itu pun menyetujui untuk menampilkan tariannya, namun ia membutuhkan jubahnya untuk membawakan tariannya.
Mendengar itu, sang nelayan pun berubah pikiran dan menyangka bahwa yang diucapkan wanita tersebut adalah sebuah jebakan agar wanita itu lolos tanpa memberikannya sebuah pertunjukan tarian. Wanita itu menjawab dan membantah dugaan si nelayan yang keliru. Wanita itu berkata bahwa kebohongan itu merupakan hal yang berada di dunia manusia saja, dan Tennyo seperti dirinya tak akan berbohong.
Merasa malu, akhirnya sang nelayan memberikan jubah tersebut kepada sang Tennyo, setelah mendapatkan jubahnya ia lalu menari dengan membawakan tarian surga diiringi oleh musik dari khayangan yang sangat indah. Perlahan, ia pun mulai terbang, semakin lama semakin tinggi hingga pada akhirnya ia menghilang di atas puncak Gunung Fuji menuju surga.
Sumber: yokai