Kisah tentang "pilar manusia" (hitobashira) -- orang yang sengaja dikubur secara hidup-hidup di dalam proyek konstruksi berskala besar -- telah beredar di Jepang sejak jaman kuno. Kebanyakan legenda tersebut diasosiasikan dengan kastil, bendungan, dan jembatan; dan legenda tersebut muncul berdasarkan kepercayaan kuno jika sebuah struktur hanya bisa lebih stabil dan tahan lama dengan cara menyegel manusia di dalam dinding maupun pondasi sebagai persembahan untuk dewa.
Salah satu kisah yang paling populer yang berkaitan dengan korban manusia dan dihubungkan dengan konstruksi adalah legenda pembangunan kastil Matsue (prefektur Shimane), yang awalnya dibangun pada abad ke-17. Menurut legenda setempat, selama masa pembangunan, dinding batu dari menara tengah kerap ambruk dalam berbagai peristiwa. Saat diyakinkan jika pilar manusia akan menstabilkan struktur, para pembangun memutuskan untuk mencari orang yang cocok pada festival Bon di daerah tersebut. Dari keramaian, mereka memilih wanita muda cantik yang tengah mendemonstrasikan kemampuan menari Bon yang luar biasa. Setelah menculiknya dari festival dan menyegelnya di dinding, para pembangun dapat menyelesaikan kastil tanpa ada kecelakaan.
Namun, jiwa sang gadis yang tak tenang akhirnya menghantui kastil setelah selesai dibangun. Menurut seorang pendongeng cerita rakyat, Lafcadio Hearn, mendeskripsikan kutukan dalam kastil tersebut dalam karyanya yang berjudul "Glimpses of Unfamiliar Japan" tahun 1894 sebagai berikut: seluruh struktur bangunan akan bergoyang setiap kali seorang gadis menari di jalanan Matsue, jadi sebuah hukum pun dikeluarkan untuk melarang tari-tarian umum.
Walaupun tak ada bukti nyata yang mengindikasikan jika pilar manusia itu betul-betul dipraktekkan di Jepang, telah diduga jika beberapa pekerja mungkin saja, secara sengaja, telah disingkirkan paska bekerja di kastil dengan alasan keamanan. Dengan melakukan hal tersebut, dipercaya akan mencegah bocornya informasi tentang rahasia dan kelemahan sebuah kastil yang mungkin akan jatuh ke tangan musuh.
Struktur ternama lainnya yang digosipkan menggunakan pilar manusia antara lain:
- Kastil Gujo-Hachiman (prefektur Gifu) - Kastil Nagahama (prefektur Shiga) - Kastil Maruoka (prefektur Fukui) - Kastil Ozu (prefektur Ehime) - Kastil Komine (prefektur Fukushima) - Kuil Itsukushima (prefektur Hiroshima) - Jembatan Fukushima (prefektur Tokushima) - Jembatan Kintaikyou (prefektur Yamaguchi) - Waduk Hattori-Oike (prefektur Hiroshima) - Saluran irigasi Imogawa (prefektur Nagano) - Tanggul Karigane (prefektur Shizuka) - Bendungan Manda (prefektur Osaka)
Versi modern dari legenta tua ini juga dapat ditemukan di pulau paling utara Jepang, yaitu Hokkaido. Tulang belulang manusia telah ditemukan di sekitar beberapa jembatan dan terowongan, memunculkan rumor jika para pekerja sengaja dikorbankan selama masa konstruksi.
Terowongan Jomon, dibangun pada Sekihoku Main Line (JR Hokkaido) pada tahun 1914, sangat terkenal akan rumor korban manusia-nya. Pada tahun 1968, terowongan tersebut diperbaiki setelah sebuah gempa bumi besar merusakkan bagian dalam dinding. Ketika renovasi tengah berlangsung, para pekerja menemukan sejumlah tulang belulang manusia, berdiri tegak, ditanam di dalam dinding. Sejumlah besar tulang manusia juga digali di dekat terowongan. Penemuan tersebut memicu kepercayaan jika terowongan itu dibangun dengan menggunakan pilar manusia, dan banyak orang -- termasuk masinis kereta -- menjadi takut jika terowongan itu dihantui oleh hantu para korban.
Beberapa teori berpendapat jika kondisi pekerjaan yang brutal dan nutrisi buruk membuat banyak pekerja -- kebanyakan adalah para kriminal dan debitur yang dipaksa bekerja disana -- menderita beri beri, sebuah penyakit yang mematikan sistem saraf. Karena tidak adanya akses untuk pengobatan, para korban tersebut dipercaya telah dikubur hidup-hidup di dekat situs konstruksi. Sebuah monumen untuk menghormati pekerja yang tewas telah didirikan pada tahun 1980.
Orang-orang juga digosipkan telah ditanam didalam beton penyangga jembatan Koshikawa, pada Konboku line) juga di Hokkaido) yang kini tidak digunakan lagi. Walaupun tidak ada tulang belulang manusia yang betul-betul ditemukan, sebuah survey mengungkan kemungkinan adanya ruang kosong dalam struktur tersebut yang mungkin saja berisi manusia. Sebuah catatan mengindikasikan jika setidaknya 11 pekerja mungkin telah mati saat membangun jembatan, yang selesai dibangun pada tahun 1939.