Kejahatan yang dilakukan Matsunaga begitu mengerikan, sehingga sebagian besar media massa pada saat itu tidak bisa melaporkan rincian kejahatannya dengan jelas. The Japan Times melaporkan bahwa jaksa penuntut mengatakan “kasus ini tidak memiliki perbandingan dalam sejarah kriminal di negara ini”. Meskipun begitu, beberapa jurnalis tetap mempublikasikan rincian kejahatannya.
Futoshi Matsunaga lahir di Kokura Kita-ku, Kitakyushu, Prefektur Fukuoka, dan dibesarkan di Yanagawa. Meskipun ia termasuk anak yang baik di sekolah dan memiliki kepribadian yang menarik, Matsunaga cenderung menunjukkan masalah kedisplinan. ia kemudian menikah pada usia 19 tahun dan memiliki seorang putra.
Namun, pada tahun 1982, meskipun ia memiliki setidaknya 10 orang simpanan di sisinya, ia tertarik dengan seorang wanita bernama Junko Ogata. Pada tahun 1984, ia berjanji akan menikahi Junko, tetapi ibu Junko, Shizumi, tidak menyetujuinya karena perlakuan Matsunaga terhadap putrinya. Marah karena hal itu, ia mamukuli dan memperkosa Shizumi.
Matsunaga membuka perusahaan kasur (futon), dan pada tahun 1985 ia membeli sebuah bangunan untuk dijadikan pabrik. Di tahun yang sama, Junko mencoba melakukan bunuh diri namun tidak berhasil. Matsunaga meyakinkan Junko bahwa keluarganya membencinya karena tindakan ini dan membujuk Junko untuk tinggal bersamanya.
Selama perusahaan kasur miliknya beroperasi, ia sering tiba-tiba menyetrum pegawainya dengan alat. Ia juga terkadang tiba-tiba berteriak ke arah orang-orang mengatakan hal-hal seperti “ada roh di belakangmu! Itu menyerap keberuntunganmu!” yang dicampur dengan kalimat religius. Karena sudah tidak tahan, istrinya melarikan diri bersama putranya dan melaporkan Matsunaga atas kekerasan dalam rumah tangga.
PembunuhanKorban pertama Matsunaga adalah seorang wanita yang sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. April 1993, Matsunaga berbohong pada wanita tersebut bahwa Junko adalah saudaranya. Ia merayu wanita tersebut untuk meninggalkan suaminya dan melarikan diri bersamanya. Salah satu anak wanita tersebut meninggal secara misterius pada September 1993. Dua anaknya yang lain pergi untuk tinggal bersama dengan ayahnya. Selama hubungan mereka Matsunaga menipu dan mencuri uang wanita tersebut sekita 145.000 Dollar. Maret 1994, wanita tersebut meninggal secara misterius, tetapi polisi tidak dapat membuktikan bahwa Matsunaga membunuhnya ataupun anaknya.
Di tahun yang sama, Matsunaga menargetkan Kumio Toraya dan putrinya. Kumio mengaku dan menceritakan beberapa informasi tentang riwayat kriminalnya, dan Matsunaga menggunakan informasi tersebut untuk memeras Kumio. Kumio dan putrinya akhirnya disandera di dalam kamar Matsunaga, di sebuah kondominium di Kitakyushu.
Selama penyanderaan, Matsunaga menyiksa Kumio dengan alat kejut listrik, memaksanya untuk memakan kotorannya sendiri, dan memaksa putrinya untuk menggigit tubuh Kumio. Ia kemudian meninggal akibat penyiksaan tersebut pada tahun 1996. Ia kemudian menyuruh putrinya dan Junko untuk membuang mayatnya. Sisa-sisa mayat Kumio dibuang ke laut dekat Semenanjung Kunisaki.
Di tahun 1996 juga, Matsunaga menemukan target lain, wanita yang pernah berkenalan dengan Kumio. Matsunaga berjanji akan menikahinya, tetapi ia malah menyanderanya dan putrinya, dan penyiksaanpun dimulai. Dia menipu wanita itu sebesar 69.000 Dollar. Pada Maret 1997, wanita tersebut melarikan diri dengan cara melompat dari lantai 2 gedung, yang membuatnya terluka. Ia kemudian dirawat di rumah sakit jiwa dan putrinya dibebaskan.
Suatu hari di bulan April 1997, Junko berangkat kerja dan tidak kembali lagi. Matsunaga kemudian menelepon keluarga Junko, memberitahu mereka bahwa Junko menghilang. Ia mengancam keluarga Junko dan memberitahu mereka bahwa Junko adalah seorang pembunuh, demi memeras uangnya, namun tidak berhasil.
Tidak lama kemudian, Matsunaga memalsukan bunuh diri. Percaya, Junko kembali tetapi malah menemukan bahwa Matsunaga masih hidup. Matsunaga mulai memperlakukan keluarga Junko dengan kejam. Ia juga memperkosa saudara perempuan Junko yang sudah menikah, Reiko. Akhirnya keluarga Junko memberikan 63 juta yen kepada Matsunaga, setelah itu ia menahan mereka semua. Ia menyiksa mereka, melukai kemaluan Shizumi dan Reiko dengan alat kejut listrik, dan mengendalikan keluarga tersebut.
Desember 1997, Matsunaga memaksa Junko untuk menyiksa ayahnya yang berusia 61 tahun, Takashige, sampai mati dengan sengatan listrik. Setelah menderita karena penyiksaan dari Matsunaga yang terus berlanjut, kondisi mental Shizumi mulai memburuk. Matsunaga kemudian menyuruh Reiko dan suaminya, Kazuya, untuk mencekik Shizumi sampai mati pada Januari 1998.1 bulan kemudian, Reiko mulai kehilangan pendengarannya karena penyiksaan. Ia kemudian memerintahkan Kazuya untuk mencekik Reiko sampai mati, sementara putri mereka yang masih berusia 10 tahun, Aya, menahan tubuh Reiko agar tidak memberontak. Setelah itu, Matsunaga dan Junko mengurung Kazuya di kamar mandi dan membiarkannya mati kelaparan pada April 1998. Matsunaga juga memaksa Junko, Aya, dan putri Kumio untuk membunuh putra Reiko yang masih berusia 5 tahun Yuki. Mei 1998, Aya mencekik Yuki, sedangkan Junko dan putri Kumio menahan tubuhnya. 1 bulan kemudian, putri Kumio membunuh Aya dengan cara dicekik.
Matsunaga dan Junko memutilasi dan merebus sisa-sisa tubuh korban mereka di dalam pot, dan sebagian dibuang di kamar mandi atau ke laut, demi menghilangkan jejak.
Penangkapan dan PengadilanPutri Kumio sempat berkali-kali melarikan diri dari Matsunaga, tapi ia berhasil menemukannya dan kembali menahan dan menyiksanya. Sampai pada bulan Maret 2002, ia berhasil kabur lagi dan melaporkan kejahatan Matsunaga pada polisi. Polisi akhirnya menangkap Matsunaga dan Junko di kediaman mereka yang juga menjadi tempat kejadian pembunuhan.
Di pengadilan, putri Kumio memberikan kesaksian tentang kejahatan Matsunaga dan Junko, juga penyiksaan yang ia alami. Tetapi Junko membantah kesaksian tersebut, dan mengatakan bahwa ingatan anak itu mungkin terguncang karena rasa bersalah akibat melakukan pembunuhan pertamanya.
Junko dengan tenang mengakui keikutsertaannya dalam pembunuhan, tetapi Matsunaga menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan malah menyalahkan Junko. Ia bersikeras bahwa Junko dan putri Kumio telah mengarang cerita tentangnya. Polisi tidak pernah menemukan sisa-sisa manusia ataupun bukti fisik dalam kasus ini, jadi pengadilan hanya mengandalkan kesaksian dari putri Kumio dan Junko dalam penyelidikan.
Pada 28 September 2005, pengadilan menjatuhkan hukuman mati pada Matsunaga dan Junko atas 6 kasus pembunuhan. Pembunuhan terhadap Takashige tidak dihitung, karena pengadilan menganggap bahwa mereka tidak membunuhnya secara langsung, melainkan hanya melukainya dengan listrik yang akhirnya mengakibatkan kematian.
Mereka mengajukan banding atas putusan hukuman mati tersebut. Pada 26 September 2007 akhirnya pengadilan memutuskan hukuman mati untuk Matsunaga, sedangkan hukuman untuk Junko diubah menjadi penjara seumur hidup.