Jepang baru-baru ini mengumumkan inisiatif baru yang bertujuan untuk menarik lebih banyak wisatawan ke negara tersebut dengan mempersingkat waktu yang diperlukan untuk kedatangan di bandara.
Melaui inisiatif ini, pengunjung hanya perlu melalui prosedur kedatangan yang sederhana di bandara Jepang setelah menyelesaikan sistem pra-ijin. Sistem ini akan memungkinkan pengunjung menjalani sebagian besar pemeriksaan masuk di bandara keberangkatan.
Mulai Bulan Januari yang akan datang, pemerintah akan menerapkan program untuk wisatawan Taiwan. Tujuannya adalah untuk memperluas cakupan program sambil mengevaluasi seberapa efektif program tersebut.
Jumlah turis asing yang berkunjung ke Jepang pada paruh pertama 2024 telah mencapai angka 17,78 juta orang, melampaui rekor yang ditorehkan pada paruh pertama tahun 2019 lalu dengan 16,63 juta turis.
Melemahnya yen juga turut menjadi faktor meningkatnya wisatawan asing di Jepang.
Namun, beberapa tujuan wisata di Jepang mengalami masalah dengan overtourism, dengan perilaku pengunjung yang tidak sopan dan dalam jumlah besar yang mengganggu penduduk setempat.
Lonjakan turis telah membuat pemerintah memberlakukan berbagai pembatasan untuk mengatasi masalah overtourism seperti menutup spot foto populer di Fujikawaguchiko dan meningkatkan tarif masuk Kastil Himeji hingga empat kali lipat.
Tak hanya itu, sejak bulan April lalu, Distrik Gion yang menjadi destinasi wisata paling populer di Kyoto juga resmi ditutup oleh pemerintah.
Pada akhir tahun ini, pemerintah berniat untuk menyiapkan pedoman dalam mengatasi masalah tersebut. Para pejabat diantisipasi untuk membicarakan apakah akan mengizinkan masuk ke destinasi wisata, berapa biaya yang akan dikenakan, dan apakah akan membebankan biaya tambahan pada pengunjung asing.