Berita Jepang | Japanesestation.com

Dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Kyoto, ada banyak perbincangan tentang kepadatan penumpang di bus kota, karena banyak rute yang berhenti di tempat-tempat wisata utama dan juga tempat-tempat yang penting bagi penduduk setempat. Kini bus kota di Kyoto menghadapi masalah lain terkait wisatawan asing yang menaiki bus, yakni beberapa dari mereka tidak membayar ongkos pembayaran.

Menurut Biro Transportasi Kota Kyoto seperti yang dilansir melalui NHK, pengunjung dari luar negeri tidak sengaja tidak membayar ongkos perjalanan mereka. Penyebab utamanya adalah ketidaktahuan tentang cara kerja sistem pembayaran dan kendala bahasa saat mencoba menyelesaikan masalah di tempat.

Di bus-bus pusat Kota Kyoto, penumpang naik melalui pintu belakang bus dan membayar di bagian depan saat mereka keluar, biasanya dengan menempelkan kartu IC prabayar, seperti Suica, di bagian depan sebelah kursi pengemudi. Karena bus-bus ini mengenakan tarif tetap per perjalanan di area pusat kota, penumpang hanya perlu menempelkan kartu sekali saat turun, tanpa perlu men-tap kartu saat naik.

Tempat untuk tap kartu IC di bus Jepang (Discover Kyoto)
Tempat untuk tap kartu IC di bus (Discover Kyoto)

Namun, meskipun format sekali ketuk ini nyaman, hal ini memungkinkan penumpang naik bus tanpa memiliki cukup saldo pada kartu untuk membayar ongkos saat tiba waktunya turun. Jika mereka menempelkan kartu yang tidak memiliki cukup saldo, akan terdengar bunyi peringatan kesalahan. Namun, menurut Biro Transportasi Kota Kyoto, mereka menerima banyak laporan dari operator bus tentang wisatawan asing yang tidak menyadari bunyi peringatan kesalahan, terkadang karena memakai earphone, atau tidak memahami artinya. Para wisatawan ini kemudian langsung turun dari bus, salah mengira bahwa mereka telah membayar ongkosnya padahal sebenarnya belum.

Ketika peringatan saldo tidak mencukupi muncul, penumpang seharusnya membayar pengemudi dengan uang tunai. Namun, dalam kasus wisatawan asing yang tidak berbicara bahasa Jepang, pengemudi bus di Kyoto melaporkan kesulitan dalam menjelaskan persyaratan tersebut. Menurut Biro Transportasi, terkadang pengemudi tidak punya pilihan selain membiarkan wisatawan turun tanpa membayar, agar tidak menunda bus lebih lama.

Untuk mengatasi masalah ini, Biro Transportasi telah membuat lembar penjelasan yang akan tersedia di bus-bus kota. Lembar tersebut menguraikan prosedur pembayaran dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris dan Mandarin, yang diharapkan dapat membantu operator bus untuk mengkomunikasikan persyaratan dengan lebih jelas tanpa membuat pengemudi atau penumpang merasa tertekan.

Ide lain yang telah diajukan adalah mengharuskan penumpang naik dari depan bus dan melakukan pembayaran di awal perjalanan, lalu keluar dari pintu belakang. Namun, biro transportasi mengatakan bahwa menerapkan ide ini akan memerlukan biaya besar untuk mengubah tata letak stasiun atau halte bus yang ada, sehingga untuk saat ini mereka memilih menggunakan lembar penjelasan.