Berita Jepang | Japanesestation.com

Meski populasi penduduk Jepang dikabarkan menurun, rupanya penduduk di ibu kota Jepang terus meningkat. Bukan hanya Tokyo, tapi kota dan prefektur lain seperti Kanagawa, Saitama, dan Chiba yang angka penduduknya makin padat saja. Bahkan, menurut data yang baru saja dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, total populasi di Tokyo, Kanagawa, Saitama, dan Chiba bertambah hingga 36.754.193 pada 2019, naik sekitar 0,37 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, ternyata, ada fakta menarik. Dari total penduduk baru tersebut, ada 68.161 penduduk asing baru, lebih banyak dibanding penduduk asli Jepang di area tersebut yang hanya berjumlah 67.301 orang

Populasi penduduk Jepang asli di area Metropolitan Tokyo juga naik hanya sekitar 0,19 persen, sementara populasi penduduk asing terus bertambah hingga mencapai 6,23 persen, yang berarti pertumbuhannya 32 kali lebih cepat. Hal ini menjadi kali pertama pertumbuhan populasi penduduk asing meningkat lebih cepat dari penduduk asli Jepang di area tersebut sejak kementerian mulai memisahkan data demografisnya pada tahun 2012 silam.  

Tokyo
Tokyo pada malam hari (jw-webmagazine.com)

Tak hanya itu, populasi penduduk asing di Tokyo dan 3 prefektur di atas rupanya meningkat secara individual juga. Kenaikan terbesar terjadi di Yokohama, kota besar di selatan Tokyo, yang kedatangan 6.501 penduduk asing baru yang diduga akibat kebutuhan pendidikan dan kesempatan kerja, karena jaraknya yang tidak jauh dari Tokyo.  

Yokohama
Yokohama (jw-webmagazine.com)

Yokohama diikuti oleh Kawasaki, kota yang diapit oleh Tokyo dan Yokohama, dengan 3.975 penduduk asing baru, menyusul di posisi ketiga ada Kawaguchi di Prefektur Saitama (2.776 orang), dua kota yang menyediakan akses mudah menuju Tokyo dengan memiliki biaya hidup jauh lebih murah. Semenatra di Tokyo sendiri, kenaikan penduduk asing tertinggi ada di Distrik Edogawa dan Adachi, yang juga merupakan area dengan biaya hidup termurah jika dibandingkan dengan distrik lain di Tokyo.

Meskipun begitu, laporan kementerian hanya berdasarkan status kependudukan per 1 Januari, sebelum wabah virus corona merebak di Jepang. Kini, pembatasan imigrasi tengah berjalan dan mencari pekerjaan baru pun lebih sulit karena keadaan ekonomi yang ikut terjun bebas. Hal ini terutama terjadi di sektor jasa di mana banyak siswa asing bekerja paruh waktu untuk menyokong hidup mereka selama belajar di Jepang, membuat populasi penduduk asing di Tokyo menurun dari 577.000 pada 1 Januari menjadi 559.000 per 1 Juli. Jumlah ini mungkin akan terus menurun jika para ekspatriat memutuskan untuk meninggalkan Jepang karena melihat kesempatan lebih stabil di kampung halaman mereka.