Akhir bulan Mei lalu, pemerintah Jepang resmi menutup salah satu spot foto yang terkenal di Fujikawaguchiko. Penutupan ini dilakukan setelah banyaknya penduduk setempat yang mengeluhkan adanya gangguan lalu lintas dan para turis yang berkelakukan buruk. Pemerintah Jepang juga berencana untuk menutup spot foto lainnya di Mount Fuji Dream Bidge setelah banyaknya keluhan penduduk.
Dilansir dari Japan Today, para penduduk di sekitar Mount Fuji Dream Bridge mengeluhkan banyaknya turis yang berlalu-lalang. Padahal jemabatan ini adalah jembatan layang biasa di atas Sungai Urui. Para turis melanggar peraturan lalu lintas dan parkir di kawasan pribadi. Sebelumnya, pemerintah telah membangun pembatas darurat sepanjang 400 meter dan akan menggantinya dengan pagar berbahan logam setinggi 1,8 meter.
Haruhito Yoshizaki mengungkapkan para penduduk akan menyambut turis dengan senang hati selama mereka mematuhi peraturan yang telah dibuat. “Mungkin kedepannya kita akan membangun jalur tamasya khusus agar tidak mengganggu penduduk.”
Penutupan spot wisata ini bukan kali pertama terjadi di Jepang. Sejak bulan April lalu, distrik Gion yang menjadi destinasi wisata paling populer di Kyoto resmi ditutup oleh pemerintah. Kuil Yasaka yang ada di tengah distrik Gion turut membuat kebijakan untuk tidak menampilkan tali lonceng di aula utama. Keputusan ini diambil setelah terdapat turis yang membanting tali lonceng yang jadi harta karun nasional ini ke pagar.