Berita Jepang | Japanesestation.com

Setelah hanko dan mesin fax, sepertinya sebentar lagi akan ada satu benda lagi yang harus pensiun, telepon umum. Ya, bagi teman-teman yang kini berusia pertengahan 20 tahun ke atas, mungkin masih sempat mengalami zaman di mana benda ini menjadi penyelamat hidup kita. Misalnya saja, meminta orang tua menjemput saat masih duduk di bangku SD atau iseng bersama teman dan mencoba menelepon rumah seseorang.  Namun di zaman maju seperti ini, kebutuhan orang-orang akan telepon umum sudah sangat menurun. Belum lagi, biaya pemeliharaannya yang mungkin tidak murah. Repot juga ya?

Nah, melansir Soranews24, kini telepon umum di Jepang dianggap sebagai sebuah layanan universal. Artinya, benda ini merupakan benda wajib yang disediakan dengan harga terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.

telepon umum Jepang japanesestation.com
Seorang pria tengah menelepon di sebuah telepon umum Jepang (the.1993)

Menurut peraturan yang berlaku kini, setiap area kota harus memiliki sebuah telepon umum per 500 meter persegi, sementara area non-kota setiap 0,6 mil. Peraturan ini membuat ada 110.000 telepon umum di Jepang, dengan 40.000 telepon umum ekstra yang dipasang oleh bebrapa perusahaan. Kendati demikian, dilihat dari angka statistik, penggunaan telepon umum menurun hingga di angka 2% saja dalam 20 tahun terakhir.

telepon umum Jepang japanesestation.com
Telepon umum di Jepang (othe.1993)

Dan sebagai hasilnya, pemerintah pun berencana untuk mengurangi jumlah telepon umum di Jepang dan merelokasi telepon umum pada pusat pengungsian agar mereka dapat digunakan dalam keadaan darurat. Ryota Takeda dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi akan berkonsultasi dengan Biro Informasi dan Komunikasi terkait hal ini. Keputusannya diharapkan dapat diumumkan pada Juni mendatang.

Hal ini membuat netizen beraksi:

“Aku sepertinya tidak menggunakan telepon umum dalam 20 tahun terakhir.”

“Aku membeli sebuah handphone karena telepon umum makin berkurang.”

“Selama benda ini masih ada di konbini atau rumah sakit, aku tak peduli.”

“Meski aku terpaksa menggunakan telepon umum, aku sudah tak tahu nomor telepn orang lain…”

“Bagaimana dengan mereka yang tak mampu membeli handphone? Sama saja kan dengan mengabaikan mereka? ”

“Bagaimana kalau memusnahkan NHK juga, hei Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi!”

“Aku sering melihat orang asing memakainya.”

Hmm, ternyata banyak juga ya yang masih menginginkan adanya telepon umum? Nah, menurut teman-teman bagaimana nih? Apakah setuju dengan rencana Pemerintah Jepang? Berikan komentarmu!