Selain reshuffle kabinet dan perubahan posisi perdana menteri Jepang setelah Shinzo Abe memberikan jabatannya pada Yoshihide Suga alias “Paman Reiwa” (sebutan dari para remaja Jepang), nampaknya hampir tak ada yang berubah ya dari Jepang saat ini? Tapi tunggu dulu, ternyata ada yang berubah lho akibat adanya reshuffle kabinet! Ya, mantan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, yang kini menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ini baru saja mengumumkan rencana barunya untuk menjalankan administrasi negara: tidak ada lagi mesin fax di Jepang!
Memang sih, jangankan di Jepang, di Indonesia saja mungkin tak banyak anak muda yang mungkin tidak tahu bagaimana dan apa sih fungsi mesin fax, yang sebenarnya memiliki fungsi yang mirip dengan mesin fotokopi. Hanya saja, mesin ini mengirimkan hasil kopian tersebut melalui jaringan telepon ke mesin fax lain di seluruh dunia dengan mencetak pesan tersebut. Keren? Memang. Tapi, sekarang semua orang sudah mengenal internet kan? Mesin fax pun makin terlupakan keberadaannya.
Namun, meski berbagai negara sudah tak lagi menggunakan mesin ini sejak lama, Jepang masih mempertahankannya. Bahkan, mesin ini masih sering digunakan dalam berbagai bisnis dan urusan pemerintahan. Namun, nampaknya Menteri Kono sudah cukup puas dengan jasa yang diberikan mesin fax dan berjanji akan segera menghentikan penggunaan mesin itu.
Tapi, menghentikan ketergantungan terhdap mesin fax tentu tak mudah. Apalagi, mesin ini sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat Jepang. Nah, menurut Menteri Kono sendiri, umur mesin fax yang panjang ini disebabkan oleh hanko. Apa sih hanko itu?
Hanko adalah cap yang digunakan dalam dokumen resmi atau sebagai pengganti tanda tangan. Intinya, benda ini merupakan stempel karet, plastik, atau kayu yang terdaftar di pemerintahan dan digunakan sebagai cap resmi dari seseorang atau organisasi yang mengikat secara hukum. Nah, karena itu, Kono mengatakan bahwa penggunakan hanko harus dihentikan terlebih dahulu sebelum menyingkirkan mesin fax. Dan bukan cuma itu, saat hanko sudah musnah, ia berharap agar pemerintah Jepang mulai menggunakan sistem paperless (tanpa kertas).
Mendengar hal ini, tentu saja netizen Jepang bereaksi. Mayoritas dari mereka paham akan tidak bergunanya mesin fax saat ini, namun tetap skeptis bahwa mesin ini bisa disingkirkan dengan mudahnya. Nah, inilah beberapa komentar netizen!
“Negara lain kaget melihat kita masih menggunakan mesin fax. Mereka pikir mesin ini hanya membuang waktu dan kertas..”
“Aku terkejut saat mendengar kalau kasus virus corona dihitung dengan mesin fax.”
“Menurutku, akan lebih baik jika tetap menyimpan mesin fax sebagai opsi cadangan. Mesin ini bisa berguna di saat terjadinya suatu bencana. Saluran telepon mungkin tak mampu menjangkau area yang mengalami kerusakan kabel optik.”
“Aku bekerja di sebuah perusahaan transportasi dan kami sudah tak lagi menggunakan mesin fax. Namun, mesinnya tetap ada, untuk digunakan jika terjadi keadaan darurat.”
“Tapi, bagaimana nasib mereka yang bekerja menghitung kasus virus corona dengan mesin fax nanti?”
“Mayoritas bisnis modern Jepang tidak menggunakan fax, namun hampir semua bisnis memiliki seorang pelanggan yang masih menggunakan fax dan harys menyimpannya untuk mereka.”
“Menurutku, hal ini memperlihatkan betapa pentingnya pemuda bagi pemerintah.”
Kono memang bukan lagi pemuda atau remaja, namun, di usianya yang ke-57 tahun ini, ia termasuk lebih muda dibandingkan staf pemerintahan dengan jabatan tinggi lainnya. Karena itu, gak aneh kan jika ia “berpikiran maju?”
Nah, bagaimana menurutmu tentang rencana Menteri Kono? Apakah mesin fax di Jepang harus dimusnahkan?