Sebuah survei daring yang digelar oleh The Nippon Foundation dan menargetkan 1.000 remaja Jepang berusia 17 hingga 19 tahun, nememukan bahwa ketertarikan mereka terhadap olimpiade (Tokyo Olympics) cenderung menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada survey di tahun 2019, rata-rata 70% dari responden mengatakan bahwa mereka menantikan Olympic atau Paralympic, ada juga yang mengaku menantikan keduanya. Namun, angka terseout menurun ke angka 55,5% pada Juli 2020.
Saat para responden survei 2020 ditanya tentang isu apakah yang harus diperhatikan untuk Tokyo Olympics mendatang, 74,0% mengatakan COVID-19. Pada survei tahun 2019, sebelum wabah muncul, kekhawatiran utama mereka terpecah belah menjadi panas ekstrim, terorisme, dan kemacetan lalu lintas. Namun, mayoritas penduduk Jepang kini merasa bahwa rasanya tak mungkin untuk menggelar event olahraga besar tanpa menerapkan langkah pencegahan virus corona.
Kekhawatiran tentang pandemi yang tak kunjung usai tampaknya mempengaruhi opini para remaja Jepang tentang kelangsungan acara tersebut. Ketika ditanya tentang penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo pada 2021, sekitar 40% mengatakan even tersebut akan atau harus ditunda satu tahun lagi hingga 2022 atau diadakan setelah Paris Olympics pada 2024. Sementara itu, 20% menjawab bahwa even akan atau harus dibatalkan, dan 28,0% sisanya merasa Tokyo Olympics tetap harus berlangsung pada tahun 2021 mendatang.
Pada Februari lalu, perdana Menteri Shinzo Abe sempat berkata bahwa ia memastikan virus corona tak akan memperngaruhi Tokyo Olympics 2020. Meskipun begitu, jadwal olimpiade tetap digeser menjadi tahun 2021 karena memperhitungkan masalah wabah COVID-19 yang tak kunjung usai.