(19/01) Pihak Kantor Kabinet menuturkan bahwa mulai Maret 2022 pemerintah Jepang akan mengalokasikan dana senilai 10 miliyar yen (sekitar 134 miliar rupiah) untuk meningkatkan penelitian atau riset di universitas-universitas yang ada di Jepang. Dengan ini, peringkat negara Jepang di bidang akademis internasional diharapkan akan naik.
Uang awal senilai 4,5 miliar yen akan didatangkan dari pendanaan utang publik dan penjualan cadangan emas milik pemerintah. Dari waktu ke waktu, dana senilai 4,5 miliar yen tersebut akan menjadi 10 miliar yen. Meskipun pihak universitas didorong untuk mencoba mengumpulkan uang sendiri, sebagian besar dari total dana tersebut kemungkinan akan didanai oleh utang negara. Pedoman investasi dana dan tujuan jangka menengah hinga jangka panjang akan ditetapkan pada musim gugur.
Bulan Desember lalu, perdana menteri Yoshihide Suga menyetujui rencana tersebut untuk mencoba mengembalikan posisi Jepang di peringkat akademik internasional. Terkait makalah akademik yang dipublikasikan, Jepang yang selama dua dekade terakhir berada di peringkat 4, kini turun ke peringkat 11.
Selain itu, rencana tersebut juga dilakukan untuk menjembatani funding gap antara universitas di Jepang dengan universitas di negara lain. Universita Keio merupakan universitas swasta dengan dana abadi terbanyak di Jepang yakni senilai 73 miliar yen. Namun, itu masih terhitung sedikit dan tidak sebanding dengan dana abadi milik Universtas Harvard yang berjumlah sekitar 4,5 triliun yen.