Pada Sabtu (3/4) lalu, duta besar Jepang untuk Thailand, Kazuya Nishida, terbukti positif COVID-19 dan harus dirawat di salah satu rumah sakit. Ia pun menulis surat pernyataan terkait hal itu.
“Karena ditemukannya kasus tersebut, Kedutaan Besar Jepang telah mengontak semua orang yang diduga memiliki kontak langsung dengan saya setelah 25 Maret,” tulis Nishida (60) dalam surat pernyataannya untuk kepala Pusat Administrasi dan Situasi Ekonomi.
Namun, ada sedikit hal “menarik.” Di malam itu, ia mengunjungi sebuah klub malam di Bangkok di mana para gadis-gadis di dalamnya dapat berhadapan langsung dengan para pelanggannya secara intim.
Menurut The Nation Thailand pada 10 April, venue tersebut adalah Krystal Club di Thong Lor. Klub ini adalah salah satu dari 24 usaha di kota tersebut yang diyakini merupakan sumber dari 400 klaster virus corona.
Nishida sendiri ditemani oleh 8 orang Jepang dan Thailand saat bertandang ke Krystal Club malam itu. Kedatangan mereka ke klub tersebut dikabarkan sebagai bagian dari pekerjaan.
Sebelumnya, pada malam 29 Maret, ia mulai merasakan gejala COVID-19, termasuk suhu tubuh mencapai 39,5 derajat Celsius dan tenggorokan sakit. Namun, gejala tersebut mereda kemudian.
Pada 2 April, ia mengetahui bahwa salah satu gadis di Krystal Club terbukti positif COVID-19. Ia pun ikut melakukan tes, yang memberinya hasil positif, sebagaimana laporan Mainichi Shimbun pada (8/4) lalu.
Manager-nya Diciduk Polisi
Hingga titik ini, Thailand sebenarnya berhasil menekan penyebaran infeksi secara baik. Namun, wabah mulai menyebar di distrik hiburan Bangkok pada akhir Maret.
Awal bulan ini, manager Krystal Club dan Emerald Club diciduk polisi dan diberi 2 bulan kurungan penjara karena membuka klub mereka di atas waktu yang telah ditetapkan aturan darurat. Sebenarnya, pemerintah juga meminta agar pub, bar, dan klub yang terhubung dengan wabah lalu untuk menutup usahanya hingga 14 hari.
“Sepertinya tertular di klub malam”
Kedutaan sendiri sebenarnya tak langsung mengumumkan bahwa Nishida mengunjungi klub malam sebelum ia terbukti positif. Namun, mereka mengatakan bahwa “sebuah survey yang dilakukan Kementerian Kesehatan Masyarakat membuktikan pada 7 April bahwa Nishida terinfeksi di sebuah klub malam.”
Sementara itu, seorang reporter berita setempat mengatakan pada tabloid Flash bahwa meski Krystal Club terlihat seperti klub malam biasa, kenyatannya berbeda karena adanya honban, atau full sex.
“Jika kau membayar, para wanita itu bisa kau bawa pulang. Dan jika membayar lebih, ada sebuah ‘ruang rahasia’ yang tentu saja digunakan untuk berhubungan seksual,” ujar reporter tersbeut.
Saat Flash mengontak Kementerian Luar Negeri terkait kunjungan Nishida ke Crystal Club, mereka mengatakan bahwa tidak ada laporan tentang kegiatan klub tersebut. Kendati demikian, pihak kementerian mengakui, bahwa bahwa tindakan pencegahan infeksi tidak memadai, dan mereka akan akan berusaha untuk meningkatkannya ke depannya.