Gempa magnitudo 6,8 menghantam pantai timur laut (Tohoku) Jepang pada Sabtu, 1 Mei. Tetapi, tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan.
Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa terjadi pada tengah pagi di kedalaman 47 kilometer (29 mil) di Pasifik, di lepas Ishinomaki, prefektur Miyagi. Lokasi gempa ini dekat dengan pusat gempa besar sebelumnya yaitu pada Maret 2011, yang memicu tsunami dan menewaskan lebih dari 18.000 orang.
USGS dan Badan Meteorologi Jepang mengatakan tidak ada risiko tsunami yang menyusul gempa di sepanjang bagian pantai timur dan juga dirasakan di Tokyo ini.
Menurut media lokal, tidak ada kerusakan besar yang diakibatkan dari gempa ini. Tetapi seorang petugas Badan Meteorologi memperingatkan gempa susulan yang kuat mungkin melanda wilayah itu dalam waktu sekitar seminggu ke depan. Selain itu, cuaca buruk juga diperkirakan dapat memicu tanah longsor menyusul gempa bumi terbaru.
Dua orang terluka ringan setelah jendela pecah di sebuah stasiun di Onagawa, Miyagi, menurut NHK. NHK juga mengatakan seorang wanita berusia 80-an dirawat di rumah sakit setelah dia jatuh di supermarket di Fukushima.
Beberapa bagian dari jalan tol dan layanan kereta api, termasuk yang ada di Jalur Tohoku Shinkansen, ditangguhkan setelah gempa, yang juga dirasakan di Tokyo.
Tokyo Electric Power Co. Holdings sedang memeriksa adanya ketidakberesan di pembangkit listrik tenaga nuklirnya di Fukushima, menurut NHK. Namun, Tohoku Electric Power Co. tidak menemukan kelainan di pembangkit nuklir Onagawa, Higashidori, menurut juru bicara.
Jepang terletak di "Cincin Api" Pasifik, sebuah busur aktivitas seismik yang intens yang membentang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik. Negara ini sering dilanda gempa, dan memiliki peraturan konstruksi yang ketat yang dimaksudkan untuk memastikan bangunan dapat menahan getaran yang kuat.
Kita harap saja semoga tidak terjadi gempa susulan, ya.