Berita Jepang | Japanesestation.com

Untuk mempercepat respons bencana selama gempa besar di Jepang, pemerintah metropolitan Tokyo telah menerapkan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Interligence (AI) yang menggunakan kamera  ketinggian untuk mengidentifikasi kobaran api dan bangunan yang runtuh secara real-time.

Palung Nankai, yang menghubungkan Jepang bagian tengah dan barat daya, kemungkinan besar akan mengalami gempa bumi besar, menurut badan meteorologi negara tersebut, yang merilis peringatan peringatan pertamanya pada minggu lalu.

Pemerintah setempat dan pengembang sistem, Hitachi Ltd. mengatakan bahwa sistem berbasis AI memeriksa video dari kamera beresolusi tinggi, dua di antaranya diposisikan di gedung pemerintah metropolitan Tokyo, dan masing-masing satu di jembatan yang dekat dengan Teluk Tokyo, serta satu lagi di bagian barat wilayah metropolitan.

Sebagai respons cepat tanggap gempa, sistem ini secara otomatis mendeteksi kebakaran dan keruntuhan bangunan. Sistem ini kemudian mengirimkan informasi ke pihak terkait, termasuk polisi, pemadam kebakaran, dan Japan Self-Defense Forces (SDF).

Potensi gempa bumi besar di Palung Nankai sudah dikaji dan diprediksi akan terjadi dalam 30 tahun ke depan dan kemungkinan besar terjadi tepat di bawah Tokyo. Ditambah lagi gempa ini juga diprekdisi dapat menyebabkan tsunami setinggi 2 hingga 2,6 meter di sepanjang Teluk Tokyo.

Pada Bulan Maret, sistem ini mulai berfungsi secara penuh. Dua kamera lagi akan dipasang di Tokyo Skytree pada akhir tahun fiskal ini dan tetap beroperasi hingga Maret 2025, memperluas cakupan ke hampir seluruh 23 distrik di ibu kota dan sebagian wilayah barat.