Flu burung yang memiliki tingkat kematian tinggi diduga menjadi penyebab kematian massal hewan laut di sisi timur Prefektur Hokkaido. Sejak pertengahan bulan Maret, pemerintah setempat telah mencatat adanya peningkatan kematian burung dan mamalia laut yang diyakini terinfeksi flu burung. Sebanyak 614 bangkai burung ditemukan di pesisir pantai kota Nemuro pada Minggu (04/05) lalu.
Menurut keterangan dari pekerja perikanan, terdapat lima bangkai Burung Pingai-laut Jambul (Crested Auklet) yang terlihat pada radius sepuluh kilometer di lepas pantai Samudra Pasifik sejak pertengahan Maret.
Bangkai Burung Albatros Laysan, Scoter Beludru (Velvet Scoter), dan Mandar-laut Kacamata (Spectacled Guillemot) juga dikonfirmasi mengambang di lepas pantai. Tak hanya burung, enam anjing laut juga ditemukan mati atau dalam kondisi kritis pada pertengahan April dengan adanya infeksi flu burung.
Selain kematian, perilaku abnormal yang ditunjukkan hewan juga banyak dilaporkan dan diduga disebabkan oleh infeksi. Pihak sukarelawan telah mengirimkan sampel dari Habomai Fishing Port ke Institute for Raptor Biomedicine Japan untuk mengonfirmasi infeksi virus flu burung tipe A. Beberapa sampel dari Nemuro Subprefectural Bureau telah menjalani prosedur pengecekan dan hampir 90% spesimen dinyatakan positif flu burung.
Berdasarkan keterangan dari Masahiro Toyama dari Wild Bird Society of Japan, terdapat kekhawatiran tentang rantai infeksi yang berasal dari pemulungan. “Penyebaran infeksi pada koloni yang berkembang biak dapat mengakibatkan kematian massal pada burung laut,” ungkap Toyama.