Sebagai negara dengan perkembangan teknologi yang maju, tak aneh kan jika Jepang memiliki segala hal serba otomatis dan praktis, contohnya, stasiun kereta tanpa staf. Nah, kira-kira ada berapa ya stasiun kereta tanpa staf di Jepang? Lalu, apakah aman bagi para penumpang disabilitas? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak ulasan yang dikutip dari Mainichi berikut!
Jumlah stasiun kereta tanpa staf di Jepang ternyata sangat banyak dan terus meningkat. Berdasarkan survei perusahaan kereta api yang dilakukan oleh pemerintah Jepang, dibuktikan bahwa ada 4.564 stasiun yang beroperasi tanpa staf per akhir Maret 2020. Artinya, jumlah stasiun kereta tanpa staf nampaknya meningkat sebesar 10% dalam 20 tahun terakhir. Nah, karena kini Jepang memiliki 9.465 stasiun kereta, artinya setengah dari jumlah ini tak memiliki staf di dalamnya.
Setidaknya, 70% stasiun kereta di 14 prefektur di Jepang, termasuk Hokkaido dan Kochi tidak memiliki staf, dengan semakin kecil populasi, semakin “mengerikan” pula kondisi stasiunnya. Meskipun begitu, 26 stasiun di Jepang yang memiliki lebih dari 10.000 penumpang setiap harinya juga tidak memiliki staf. Artinya, stasiun kereta tanpa staf telah tersebar ke seluruh penjuru Jepang, termasuk di area pedesaan.
Jumlah stasiun kereta tanpa staf tersebut pun kemungkinan akan terus meningkat ke depannya. Pasalnya, performa bisnis perusahaan kereta api pun semakin menurun seiring dengan menurunnya populasi Jepang. Bahkan, beberapa stasiun kereta api hanya memiliki staf saat siang hari saja.
Nah, karena tak memiliki staf, bagaimana dengan lansia atau disabilitas yang membutuhkan bantuan? Ternyata ada solusinya. Para pengguna kursi roda tentu memerlukan sebuah tanjakan antara peron dan kereta. Karena itu, biasanya mereka akan memberi tahu terlebih dahulu perusahaan kereta satu hari sebelum keberangkatan jika ingin menggunakan stasiun tertentu. Dan jika mereka harus menggunakan kereta urusan mendadak, mereka harus menunggu staf kereta datang untuk menolong. Meskipun begitu, orang-orang dengan gangguan pengelihatan harus naik dan turun kereta seorang diri dan berisiko jatuh dari peron.
Untuk mengurangi tingkat risiko, pemerintah Jepang telah merencanakan sebuah panel studi bersama perusahaan-perusahaan kereta api dan oraganisasi bagi orang-orang disabilitas pada November lalu dan mulai mempertimbangkan dengan serius bagaimana cara menanggulangi isu pada stasiun kereta tanpa staf tersebut. Mereka juga berencana untuk merumuskan pedoman yang menetapkan bagaimana seharusnya perusahaan kereta api menangani masalah tersebut pada musim panas 2021 mendatang.