Berita Jepang | Japanesestation.com

Tiga buah cap yang dipercaya digunakan oleh petinggi Keshogunan Tokugawa saat anggota Angkatan Laut Amerika, Commodore Matthew Perry datang ke Jepang ditemukan pada Kamis (15/12) lalu.

Menurut laporan Mainichi Shinbun, cap tersebut dipercaya dimiliki oleh Abe Masahiro (1819-1857), seorang anggota dewan tetua Keshogunan Tokugawa di akhir zaman Edo dan merupakan kepala ke-7 domain Fukuyama. Hingga kini, hanya ada beberapa barang milik Abe yang ditemukan, dan benda ini dipercaya merupakan penemuan cap pertama milik seorang daimyo Fukuyama dan menurut Fukuyama Kyodo no Ijin Kenkyukai (lembaga penelitian di Fukuyama), cap ini nampaknya sempat digunakan untuk menandatangani karya seni dan kaligrafi.

keshogunan tokugawa cap japanesestation.com
Abe Masahiro (wikipedia.org)

Ketiga cap tersebut dalam kondisi yang sangat baik. Cap pertama merupakan cap "inshu-in" yang berbunyi “kyoanshiki” atau “seseorang harus selalu waspada dan bersiap-siap dengan ketidakberuntungan” ini berukuran 4,8 cm x 2,3 cm x 7 cm dengan berat 191 gram dan digunakan sebagai stempel suatu karya seni di ujung kanan atas. Kedua, cap "hakubun-in" (3,5 cm x 3,5 cm x 7,5 cm, dengan berat 248 g) yang diukir dengan nama pena Abe, "Fukuyama Jiju.” Dan terakhir, sebuah cap "shubun-in" (3,5 cm x 3,5 cm x 7.3 cm dengan berat 234 g) memiliki nama lengkap Abe, Abe Ason Masahiro. Ketiganya terbuat dari batu pagodite dan memiliki ukiran di kedua sisinya.

Pada musim gugur tahun 2016 silam, direktur tim peneliti Fukuyama, Hiroyuki Tanaka mendapat info bahwa cap tersebut dimiliki oleh seorang pria di Kamakura, Prefektur Kanagawa, dan meminta Fukuyama Castle Museum untuk meneliti benda tersebut. Setelah membandingkan cap tersebut dengan karya Abe pada tahun 1844, staf resmi museum menemukan bahwa keduanya cocok satu sama lain dan barang tersebut merupakan barang asli.

Menurut kurator museum kastil, Hiroki Saragai, istilah 'kyoanshiki'  dalam cap diambil dari sebuah syair berbahasa Cina kuno "Zuo zhuan" (Komentar Zuo), sedangkan kata 'jiju' (bendahara) dan 'ason' (punggawa) merujuk pada posisi Abe sebagai punggawa Kekaisaran.

"Cap tersebut tampaknya berasal dari masa ketika Masayoshi menjadi kepala dewan tetua shogun dan menanggapi kedatangan Commodore Perry," kata Saragai.

"Anda bisa merasakan rasa hormatnya kepada Kaisar dari kata-kata yang terukir di cap tersebut," tambahnya.

Kini, pihak museum dan pemilik cap tengah mendiskusikan untuk mempercayakan artefak tersebut ke perawatan institusi. Staf museum menargetkan agar cap tersebut dipamerkan kepada publik setelah Agustus 2022 mendatang, saat renovasi gedung museum telah rampung.