Apakah kamu tahu tofu? Tofu adalah salah satu makanan yang paling sering ditemui di berbagai masakan Jepang. Nah, apakah kamu tahu kalau ternyata tofu punya banyak jenis?
Penasaran? Mari kita simak uraiannya!
Kinu (絹)
Dalam bahasa Jepang, Kinu (絹) memiliki arti “sutra”. Namanya ini memang diambil dari teksturnya yang sangat lembut menyerupai sutra. Kelembutan teksturnya ini berasal dari zat pengental yang dicampur ke dalam susu kedelai dalam keadaan panas.
Di Jepang, tofu lembut ini biasanya disajikan dalam keadaan dingin dengan topping sederhana yang biasa disebut hiyayakko (冷奴). Biasanya, toppingnya adalah jahe, daun bawang, taburan ikan bonito, dan kecap.
Momen (木綿)
Kata Momen (木綿) dalam bahasa Jepang berarti “kapas”. Hal ini menggambarkan tekstur tofu-nya yang padat dan agak keras. Tofu ini sedikit lebih keras dari tofu kinu karena saat proses pembuatannya, tofu ini lebih “ditekan” sehingga mengeluarkan kadar airnya,
Nah, karena teksturnya yang padat, tofu ini sering digunakan di berbagai masakan yang perlu diaduk. Momen juga dapat dimasak menjadi steak tofu atau tofu goreng,
Atsuage (厚揚げ)
Dalam bahasa Jepang, kata atsuage (厚揚げ) merupakan perpaduan antara kata “tebal” dan “digoreng”, menandakan kalau tofu ini sebenarnya adalah momen tofu yang digoreng terlebih dahulu, menghasilkan tofu yang memiliki tekstur lembut di dalam, namun berwarna coklat dan renyah di luarnya.
Karena teksturnya yang keras dan digoreng, atsuage terasa lebih gurih sehingga bisa dipakai sebagai penambah rasa dalam masakan. Selain itu, atsuage juga sering digunakan untuk memasak sup atau bahan baku untuk membuat nimono (煮物), semur khas Jepang.
Aburaage (油揚げ)
Aburaage (油揚げ) berarti “digoreng dalam minyak”. Jadi, tofu ini juga digoreng, sama seperti atsuage tofu. Bedanya, aburaage lebih tipis dan digoreng lebih lama dibanding atsuage, menghasilkan tofu yang seluruhnya berwarna coklat.
Tofu ini dapat dibuat menjadi kantong dan dapat diisi dengan berbagai macam bahan makanan. Aburaage juga dikenal sebagai kantong untuk membuat inarizushi. (sushi yang biasa dimakan ketika hanami).
Yudofu (湯豆腐)
Seperti kanjinya, yudofu (湯豆腐) berarti “tofu dalam air panas”, dan biasanya menggambarkan tofu yang direbus dalam sup sederhana. Biasanya, sup sederhana ini dibuat dengan menggunakan rumput laut kombu sebagai bahan bakunya. Bubuk putih dalam kombu memberikan rasa umami dalam sup yang berpadu sepurna dengan tofunya. Untuk menambah rasa, biasanya sup ini diberi jeruk yuzu (柚子) , ponzu (ポン酢) atau saus yang terbuat dari neruk yuzu, atau sedikit kecap.
Yuba (湯葉)
Kanji yang membentuk kata Yuba (湯葉) merupakan gabungan dari kanji “air panas” dan “daun” yang menandakan proses pembuatannya. Yuba tofu dibuat dengan merebus susu kedelai hingga membentuk lapisan-lapisan tipis seperti kulit.
Biasanya, yuba dimakan dengan cara digulung membentuk lapisan tebal atau dijadikan bahan suimono (吸い物), sup khas Jepang. Yuba juga merupakan salah satu bahan shojin ryori (精進料理), makanan tradisional Buddha di Jepang. Jika ingin mencicipinya, kamu bisa menemukan tofu jenis ini di Kyoto.
Gomadofu (胡麻豆腐)
Gomadofu (胡麻豆腐) sedikit berbeda dengan tofu lain. Bahan baku tofu ini adalah bubuk biji wijen yang dicampur dengan tepung ararut.
Sama seperti Yuba, Gomadofu juga merupakan bagian dari shojin ryori. Untuk membuat gomadofu bertekstur lembut, cangkang setiap biji wijen harus dibuang sebelum dibuat menjadi bubuk yang tidak bisa dilakukan jika tidak mengikuti latihan ala Pendeta Buddha.
Gomadofu biasa dimakan dengan topping sederhana. Kamu juga bisa menambahkan minyak wijen untuk menambah rasa “nutty”.