Dibuat untuk membantu fotografer mengabadikan momen di shutter speed lebih lambat atau mengurangi beban, desain monopod pelan-pelan berevolusi mengikuti perkembangan device. Kini orang lebih familiar dengan istilah tongsis atau tongkat narsis ketimbang monopod. Namun tahukah Anda tongkat narsis pernah disebut sebagai aksesoris tak berguna? Saat itu tahun 1995, dan sebuah buku baru saja dipublikasi. Buku tersebut adalah rangkuman gadget dan penemuan buatan Jepang yang tidak berguna. Pada dua lembar halaman terdapat beberapa foto yang menunjukkan aksesoris bernama Self-Portrait Camera Stick. Bentuknya sama seperti tongsis modern, ditambah tombol pemicu berkabel. Saat itu orang belum mengenal smartphone, jadi mereka menggunakan jenis kamera compact. Sang penulis mungkin tak pernah menduga rancangan tersebut ternyata menjadi bagian penting dalam budaya populer beberapa belas tahun setelahnya. Di majalah itu, monopod selfie dioperasikan oleh dua orang: seorang memengang bagian stick, dan seorang menggenggam pemicunya. Secara teori, Self-Portrait Camera Stick dapat digunakan sendiri, dan tombol analog diusung karena mungkin ketika itu fitur timer belum populer.
Tak seperti tripod, monopod tidak bisa menopang kamera secara independen. Artinya, hal ini membatasi tingkat shutter speed atau jenis lensa. Keunggulannya, ia lebih praktis dan gampang dibawa-bawa dibanding tripod. Monopod sebenarnya tak cuma berfungsi melengkapi kamera, awalnya ia dipakai untuk mengampu alat optik semisal teropong. Secara umum, terdapat hubungan antara mobilitas versus stabilitas. Jika tingkat mobilitas naik, maka level stabilitas menurun. Dari yang paling stabil, urutannya seperti ini: tripod atau tablepod didirikan pada permukaan solid, monopod pada tanah solid, chestpod (seperti dalam acara-acara dokumentasi atau reality show) dan monopod hand-held alias tongkat selfie.
Walau jauh di sana, orang Jepang telah menemukannya terlebih dahulu, tongsis atau selfie stick baru dijual secara komersil di Amerika Serikat pada tahun 2011-an. Kemudian di tahun 2014, lucunya ia malah masuk dalam daftar 25 penemuan terbaik versi majalah Time. Beberapa varian hanya menyajikan bilah batangan dan pengikat smartphone, tapi ada juga yang memiliki tambahan kabel trigger shutter hingga sambungan Bluetooth. Sedikit trivia buat Anda: tahun lalu badan pengelolaan radio Korea Selatan mengajukan pedoman penjualan tongkat selfie ber-Bluetooth, karena device tersebut tergolong dalam kategori ‘perangkat telekomunikasi’ dan harus diuji coba serta didaftarkan. Kira-kira perangkat apa lagi yang dahulu dianggap tidak berguna, namun mungkin akan esensial di masa depan?
Sumber: Twitter Tess Rinearson. Gambar header: Shutterstock.