60 persen perusahaan kecil dan menengah di Jepang kekurangan tenaga, dan inilah saatnya untuk melihat situasi ini dengan seksama. Beberapa pendapat menyebutkan bahwa pegawai asing merupakan salah satu solusi dari masalah ini.
Mencari pekerjaan di Jepang bisa tampak seperti tugas yang sangat sulit, terutama jika kalian adalah orang asing yang harus memiliki keterbatasan bahasa dan bingung mengenai perbedaan budaya, belum lagi rintangan pencarian pekerjaan yang mengerikan yang bahkan dihadapi orang Jepang biasanya.
Ditambah lagi dengan angkatan kerja yang cepat menua tanpa generasi muda untuk menggantikannya, tidak mengherankan jika Jepang hampir mengalami kehancuran infrastruktur.
Sebuah penelitian baru oleh Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) mengungkapkan bahwa 60 persen usaha kecil dan menengah mengalami kekurangan pegawai. Akio Mimura, Ketua JCCI, telah meminta pemerintah untuk melonggarkan persyaratan kerja bagi orang asing sebagai sarana untuk meredakan krisis.
Dalam upaya merekrut hanya para pegawai asing yang sangat terampil, pemerintah Jepang saat ini memiliki sistem imigrasi preferensial berbasis poin, yang pada dasarnya menyulitkan sebagian besar pekerja karena persyaratannya yang ketat; hanya sebagian kecil dari pegawai asing yang berbakat dan terampil yang bisa memuaskan mereka.
Mimura mengusulkan agar pemerintah menerima dan mengintegrasikan orang asing yang rendah pengalaman ataupun tidak terampil ke dalam industri konstruksi dan transportasi, yang dianggap sebagai sebuah langkah untuk mengatasi masalah kekurangan staf yang dihadapi berbagai perusahaan.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menentang persyaratan perekrutan pegawai asing secara mudah di masa lalu. Dia percaya bahwa perubahan semacam itu mungkin memiliki konsekuensi luas yang mempengaruhi mata pencaharian masyarakat lokal dan negara secara keseluruhan.
Entah itu upah minimum atau populasi penuaan, kekurangan karyawan melukai Jepang dan negara membutuhkan solusi. Kini banyak pekerja Jepang seperti salaryman yang bekerja gila-gilaan karena kurangnya pegawai. Bahkan banyak terjadi kasus kematian karena terlalu banyak bekerja di Jepang.
(featured image : Business Insider)