Setelah berhenti memproduksi laptop, kini perusahaan eletronik asal Jepang, Toshiba, datang membawa kabar yang tak kalah mengagetkan. Pada Rabu (7/4) lalu, presiden perusahaan Jepang itu mengatakan bahwa perusahaan ekuitas swasta asal Inggris CVC Capital Partners telah membuat proposal pembelian Toshiba Corp untuk membuatnya menjadi perusahaan privat dalam kesepakatan yang kemungkinan bernilai sekitar 2 triliun yen.
Menurut laporan Kyodo, perusahaan investasi asing tersebut akan membahas persyaratan dengan manajemen elektronik dan konglomerat infrastruktur Jepang serta berbincang dengan pemerintah Jepang terkait proses penyaringan akuisisi.
Toshiba memang menghadapi tekanan dari pemegang saham aktivis yang berinvestasi saat tengah berjuang untuk bangkit kembali, membuat perusahaan Jepang mempercepat pengambilan keputusan manajemen.
Jika proposal diterima dan tawaran tender CVC berhasil, hal itu akan membantu melindungi Toshiba dari tekanan luar dari pemegang saham dan mencegah campur tangan mereka. Namun menjadi perusahaan privat juga akan meningkatkan standar Toshiba, nama besar telah eksis sejak tahun 1875, dalam memastikan transparansi dan tata kelola yang tepat.
"Benar kami menerima proposal tersebut, dan kami akan mendiskusikannya dalam pertemuan mendatang,” tutur Presiden Toshiba Nobuaki Kurumatani pada awak media. Sebelum memimpin Toshiba, Kurumatani diketahui sempat menjabat sebagai ketua unit CVC Jepang.
Didirikan pada tahun 1981, CVC memiliki aset senilai 117,8 miliar dolar Amerika. Pada bulan Februari lalu, pembuat kosmetik Jepang Shiseido Co. juga mengatakan akan menjual bisnis produk perawatan pribadinya ke CVC seharga 160 miliar yen.
Menyusul laporan media tentang proposal pembelian tersebut, saham Toshiba pun dibanjiri permintaan pada Rabu lalu dan naik 18,3 persen pada batas tertinggi harian, 4.530 yen. Berdasarkan harga penutupan, Toshiba dikapitalisasi pada 2,06 triliun yen.
Pembeli biasanya membayar premi dalam penawaran tender guna mendorong nilai akuisisi penuh saham Toshiba hingga di atas 2 triliun yen.
Pembelian Toshiba, yang memiliki bisnis tenaga nuklir dan pertahanan tentu perlu disaring dan disetujui oleh pemerintah Jepang berdasarkan undang-undang negara yang mengatur investasi asing di perusahaan Jepang yang berurusan dengan teknologi dan produk sensitif karena alasan keamanan nasional.
Toshiba pun mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menerima proposal awal pada hari Selasa serta menambahkan bahwa pihaknya akan meminta rincian lebih lanjut dan memeriksanya dengan "hati-hati."
Berkenaan dengan bisnis yang merupakan kunci bagi ekonomi dan masyarakat kami, kami percaya bahwa penting untuk menetapkan struktur manajemen yang dapat dipertahankan secara stabil," kata Katsunobu Kato, juru bicara pemerintah, terkait proposal pembelian CVC untuk Toshiba.
Bulan lalu, Toshiba menggelar sebuah pertemuan luar biasa atas permintaan aktivis investor asing. Sebuah proposal oleh Effissimo Capital Management Pte. Ltd. juga disetujui, kemenangan langka bagi aktivisme pemegang saham di perusahaan Jepang.
Pertemuan tersebut meminta penyelidikan baru apakah rapat pemegang saham umum Toshiba tahun lalu diadakan secara adil atau tidak. Pasalnya, penyedia layanan pemegang saham Sumitomo Mitsui Trust Bank keliru dan menghilangkan beberapa suara yang dikirim.
Kurumatani, yang bergabung dengan Toshiba pada 2018 sebagai ketua dan CEO pun melihat dukungan pemegang saham untuknya berkurang. Pada rapat umum pemegang saham pada Juli 2020, 57,96 persen mendukung langkah Toshiba untuk mempertahankan posisinya. Padahal, tahun lalu, ia meraih angka 99,43 persen.
Dalam beberapa tahun terakhir, Toshiba telah mengalami restrukturisasi besar-besaran setelah adanya skandal akuntansi pada 2015, diikuti dengan kebangkrutan anak perusahaan pembangkit nuklir AS pada 2017.
Belum lagi, bisnis TV, personal computer dan tenaga nuklir yang tidak mendapatkan keuntungan dan menjual anak perusahaan pembuat chipnya ke konsorsium yang dipimpin oleh dana ekuitas swasta AS Bain Capital pada tahun 2018.
Dan meski belum ada keputusan resmi, potensi pembelian Toshiba oleh CVC akan sebanding atau melebihi pembelian unit semikonduktor Bain Capital senilai 2,3 triliun yen, membuat penjualan Toshiba Memory Holdings Corp.,menjadi kesepakatan investasi asing terbesar di Jepang. Kini, unit Toshiba tersebut dikenal dengan nama Kioxia Holdings Corp.
Toshiba juga kini mengalihkan fokusnya ke infrastruktur dan energi terbarukan untuk pertumbuhan di masa depan.
Mitsushige Akino, direktur di Ichiyoshi Asset Management Co, mengatakan pemegang saham prihatin dengan kurangnya visi bisnis untuk masa depan di bawah manajemen saat ini.
"Tidak ada artinya go private hanya untuk menghindari pengaruh pemegang saham," kata Akino.
Pada bulan Januari lalu, Toshiba kembali ke Bagian Pertama Bursa Efek Tokyo, lebih dari tiga tahun setelah diturunkan ke Bagian Kedua karena kesehatan keuangan gabungan memburuk karena kerugian besar yang terjadi di unit nuklir AS Westinghouse Electric Co.
Akankah Toshiba benar-benar terjual? Kita lihat saja nanti ya.