Suatu saat Anda memandangi perpustakaan kecil di rumah, kemudian Anda menyadari bahwa telah begitu banyak buku yang dibeli tapi hanya beberapa yang sudah dibaca. Pernahkah Anda mengalami hal ini? Jika iya, tenang saja, banyak yang mengalami hal yang sama seperti Anda. Dalam bahasa Jepang, hal ini disebut dengan tsundoku.
Tsundoku adalah sebutan bagi mereka yang membeli banyak buku tapi tidak membacanya. Bagi sebagian orang, tsundoku bisa menjadi masalah. Terutama, bila menyangkut kegunaan dari memiliki begitu banyak buku sementara pemiliknya tidak pernah membacanya.
Seorang lelaki tua di AS bernama Frank Rose mengalami masalah tsundoku ini. Setelah ia pensiun beberapa tahun yang lalu sebagai pegawai negeri di AS, ia membeli begitu banyak buku.
“Saya membeli semuanya, sehingga saya dapat membacanya ketika saya pensiun,” kata Rose seperti yang dikutip dari Los Angeles Times, Senin (12/1/2015).
Rose berniat mendonasikan 13.000 bukunya untuk Perpustakaan Dimick jika ia meninggal nanti. Namun, akhirnya Rose memutuskan bahwa ia tidak ingin menunggu lebih lama. Para relawan perpustakaan mulai mengemas buku-buku Rose sebanyak 500 boks besar. Ini adalah donasi terbesar dalam sejarah perpustakaan itu.
Seorang petugas perpustakaan mengatakan pada Bee bahwa “kami senang dia tidak harus meninggal dulu untuk memberikannya kepada kami.”
Lain dengan Rose, penulis dan kritikus, Rachel Kramer Bussel, mengatasi masalah tsundoku-nya dengan cara yang berbeda. Bussel mendonasikan ratusan bukunya ke berbagai toko buku. Namun, ia mengatakan bahwa ia masih memiliki lebih dari 2.000 buku.
Itu dia 2 pengalaman tsundoku. Bagaimana dengan Anda?