Seiring meningkatnya ketegangan teritorial di wilayah maritim antara Jepang dengan China dan Korea Utara, maka diperlukan sosok pemimpin yang tangguh untuk menghadapinya. Selain itu, Jepang juga memiliki tantangan di dalam negerinya yaitu minimnya sosok pemimpin dari kalangan wanita. Tapi kini telah hadir Komandan Miho Otani, kapten kapal perang wanita pertama di Jepang.

Seperti dilansir dari telegraph.co.uk, ketika awal tahun ini dipromosikan ke posisi senior menjadi kapten dari kapal destroyer (kapal perang perusak) Yamagiri, yang mengawasi 220 awak kapal dengan 10 di antaranya adalah wanita, wanita berumur 45 tahun ini telah membuat sejarah dalam dunia maritim Jepang dan membuat terobosan baru dalam Maritime Self-Defence Force (MSDF) yang selama ini didominasi oleh pria.

Komandan Otani, yang juga merupakan seorang ibu yang memiliki seorang putri, adalah salah satu lulusan wanita pertama di National Defence Academy. Ia sangat menyadari perjuangan dalam bekerja dan mencoba untuk menyeimbangkan keluarga dengan karirnya. Namun menurut Komandan Otani tantangan terbesar yang dihadapi wanita dalam angkatan bersenjata bukanlah membuat kebijakan dalam keseimbangan gender, tapi mengimplementasikannya dalam budaya Jepang yang dikenal bekerja keras.

Saat ini baru ada 2.530 personel wanita dari 41.774 personel yang ada dalam MSDF. Kehadiran Komandan Otani juga melengkapi kebijakan perdana menteri Shinzo Abe tentang womenomics yang bertujuan untuk mendukung lebih banyak wanita di tempat kerja. Selain Komandan Otani, ada Mayu Kanzaki, wanita berumur 28 tahun yang menjabat sebagai petugas meriam pertama di Jepang.