Berita Jepang | Japanesestation.com

Jika kamu pernah ke supermarket Jepang seperti Aeon, kamu mungkin pernah memperhatikan musik lift yang mereka mainkan di speaker di seluruh toko. Musik-musik yang terdengar generik, repetitif dan sangat tidak mencolok sehingga kamu hampir tidak menyadari bahwa kamu menyenandungkannya dalam perjalanan pulang sampai bosan (bahkan kesal!) sendiri. Sebenarnya musik-musik seperti ini tidak hanya digunakan di supermarket saja, tapi juga toko alat elektronik, toko 100 yen, atau bahkan toko diskonan. Di Indonesia pun, fenomena ini sering terjadi, bukan? Apalagi jika kita melewati departement store menengah ke bawah, toko diskonan, atau toko serba sepuluh ribuan.

Seorang netizen Jepang mengungkapkan alasan mengapa musik-musik tersebut terdengar repetitif dan murahan. Keisuke Fujita (@sato310sss) mengungkapkan bahwa:

Terjemahan:

Di TV, [musisi] Daisuke Asakura berkata, ‘Supermarket memutar musik receh sehingga pelanggan akan mendengarnya dan merasa harga toko tersebut [harganya] murah. Jika mereka memainkan musik klasik yang classy, itu membuat toko tampak mahal. "Saya mencarinya, dan tampaknya musik berpengaruh pada psikologi belanja. Wow..."

Nah, ternyata menurut pencarian dari Fujita dan fakta-fakta lapangannya, supermarket Jepang dan bahkan Indonesia pun sangat memperhatikan lagu-lagu yang mereka putar untuk mempengaruhi psikologis dari pembeli maupun calon pembeli mereka. Mereka memilihnya secara hati-hati supaya meyakinkan pembeli akan harga yang bisa mereka berikan di toko mereka.

Nah, ternyata, lagu-lagu upbeat yang terasa repetitif dan receh bisa membuat pembeli merasa bahwa, "Oh, harga di tempat ini pasti murah". 

Wah, ternyata dampak dari musik yang diputar besar juga ya terhadap psikis calon pembelinya!

Setelah tweet Fujita viral, seorang netizen pun menambahkan statement lain:

"BGM itu penting! Memutar musik yang bergerak lebih cepat saat makan siang dan makan malam meningkatkan perputaran barang dagangan di restoran dan toko makanan, dan beberapa BGM dapat mendorong pelanggan untuk segera pergi juga.”

“Rupanya, memutar musik Prancis di sudut penjualan meningkatkan penjualan anggur Prancis, dan hal yang sama pun berlaku pada anggur Italia.” (jadi menurut netizen ini, musik dari negara yang spesifik pun dapat mempengaruhi pandangan calon pembeli terhadap kualitas anggur yang dijual oleh toko tersebut -red)

"Saya samar-samar mengingat eksperimen yang mereka lakukan di TV dahulu kala, yang menunjukkan bahwa memutar musik yang lebih cepat meningkatkan jumlah orang yang berjalan cepat, sementara orang berjalan lebih lambat dengan musik yang lebih lambat."

“Di section seni di toserba tempat ayah saya bekerja, ternyata saat mereka memainkan 'Golliwog’s Cakewalk' Debussy, mereka akan menghasilkan lebih banyak penjualan.”

Reaksi netizen-netizen ini tentu memperkuat tweet Fujita, bahwa musik sangat berpengaruh pada bagaimana toko tersebut ingin menunjukkan citranya dan membentuk pandangan customer terhadap harga yang mereka berikan.

Berikut ini adalah salah satu contoh musik yang sering diputar di supermarket Jepang:

Bahkan salah satu toko bernama Don Quijote juga membuat sebuah jingle bernada ringan dan receh untuk diputar di toko mereka:

Nah, sekarang kita semua tahu, bahwa musik yang diputar berpengaruh terhadap pandangan kita akan toko tersebut. Mulai sekarang coba analisis sendiri, seperti apa lagu yang diputar di toko langgananmu?