5. Siswa dan Guru tetap bekerja Selama Liburan Sekolah
Para guru di Jepang tidak mendapatkan liburan, kecuali pada hari libur nasional, karena mereka masih harus pergi bekerja untuk memenuhi tanggung jawab mereka di sekolah. Di sekolah menengah pertama, siswa biasanya menjadi anggota klub masing-masing, dan biasanya klub ini diawasi oleh guru sehingga kegiatan serta pelatihan tertentu tetap terus berlanjut selama masa liburan.
Masih ada lagi! Selain itu, siswa juga diberikan banyak pekerjaan rumah untuk diselesaikan selama liburan musim panas!
6. Siswa Menggunakan Tas dan Sepatu yang Sama
Sekolah Jepang mengharuskan siswanya mengenakan sepatu dalam ruangan, tetapi sepatu yang berbeda dengan yang mereka gunakan di luar ruangan, untuk menjaga kebersihannya dan mencegah masuknya kotoran ke dalam. Juga, karena Jepang terkenal sebagai tanah harmoni di mana setiap orang tampil dengan standar yang sama tanpa ada yang menonjol, sepatu yang digunakan pun harus sama.
Tidak hanya itu, beberapa sekolah juga menyediakan tas sekolah yang sama persis untuk setiap siswa, dengan emblem logo sekolah. Dan masih banyak aturan lain yang berkaitan dengan seragam dan cara siswa berpenampilan. Misalnya, melarang keras mengecat rambut dan siswa tidak boleh memakai tindik atau riasan.
7. Kegiatan Klub Pagi dan Sepulang Sekolah
Siswa yang tergabung dalam klub memiliki kegiatan klub sendiri, baik sebelum maupun setelah sekolah, setiap hari. Seperti klub olahraga, dimana anggotanya harus berlari beberapa kilometer sehari agar tetap bugar. Dan seperti yang kamu duga, ini biasanya mengakibatkan siswa lelah, mengantuk, dan belum lagi berkeringat selama kelas karena mereka semua diharapkan untuk bangun pagi-pagi sekali dan pulang larut malam untuk memenuhi komitmen aktivitas klub mereka.
Klub juga sangat populer , hampir semua siswa terlibat dalam satu atau beberapa kegiatan klub. Mereka sangat bangga dengan klub mereka ini dan bekerja keras untuk mengikuti apa yang diharapkan dari diri mereka.
8. Sekolah Jepang Tidak Secanggih yang Kamu Kira
Jepang mungkin salah satu negara paling progresif di bidang sains dan teknologi, tetapi kamu mungkin berpikir dua kali jika mendapat kesempatan untuk melihat bagian dalam salah satu sekolah mereka. Penggunaan pena dan kertas masih lebih disukai daripada perangkat elektronik. Namun, teknologi perlahan menemukan jalannya ke dalam sistem untuk membantu meningkatkan bahan ajar dan fasilitas di sekolah Jepang.
Meskipun demikian, tidak setiap sekolah memiliki peralatan paling mutakhir dan berteknologi tinggi yang diharapkan orang asing karena reputasi Jepang. Sekolah tua sering kali tidak diperbarui selama bertahun-tahun! Pemandangan dari pemutar CD, printer, dan mesin faks yang ketinggalan zaman masih terlihat di banyak sekolah di seluruh negeri. Alih-alih AC, kipas angin adalah ventilasi yang paling umum digunakan untuk menghemat listrik.
Selain itu, kelas biasanya masih diajarkan menggunakan bahan pengajaran tradisional dengan buku teks sebagai fokus utama, daripada menggunakan papan tulis seperti yang umum di negara lain.
9. Tidur di Kelas Adalah Hal yang Wajar
Dengan pekerjaan rumah dan tugas selama liburan, klub sekolah dan kegiatan di akhir pekan, dan membersihkan seluruh sekolah, belajar di Jepang berarti membutuhkan banyak kerja keras dan tekad. Mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat dan tidur.
Alhasil, para siswa yang tidak bisa lagi melawan rasa lelah dan kantuk cenderung tertidur selama pelajaran, dan guru cenderung membiarkan mereka karena mengerti dan bahkan mungkin bersimpati dengan betapa lelahnya mereka! Meskipun seorang guru mungkin meminta perhatian siswa untuk tidak tidur di kelas satu atau dua kali, tetapi adalah hal yang tidak biasa untuk melihat siswa ditegur karena tidur.