“Buat aku, cosplay itu adalah hobi yang dapat melatih kepercayaan diri dan kreativitas kita dalam memerankan peran dari karakter yang kita sukai dengan cara meniru karakter atau tokoh semirip mungkin".

Bagi Navigator Japanese Station satu ini, cosplay tak hanya sekedar hobi. Namun, menurut gadis yang lebih dikenal dengan panggilan Chika, cosplay merupakan salah satu wadah untuk melatih kepercayaan diri, kreativitas, dan mengatur keuangan untuk sebuah hobi.

"Budget yang dikeluarkan memang menguras kantong, tapi kita jadi bisa sekaligus belajar menabung dan mengatur keuangan untuk hobi kita sendiri," ungkap Chika.

JS Navigator Chika memulai cosplay pertama kali pada tahun 2014. Setelah menonton anime berjudul Sword Art Online, Chika pun memutuskan untuk ber-cosplay karakter Asuna dari anime tersebut. Hingga sekarang Chika banyak mengikuti ajang cosplay di Jakarta, bahkan pernah menjadi guest star pada sebuah event di salah satu Universitas Swasta di Jakarta.

Ketika ditanya siapa role model chika dalam ber-cosplay, Ying Tze menjadi nama terdepan yang disebutnya. Baginya, kesuksesan cosplayer asal Malaysia tersebut patut dijadikan contoh dan motivasi untuk berkembang dalam dunia cosplay. Namun tetap Orochi menjadi cosplayer favorit Chika hingga saat ini, karena coslay crossdress-nya.

"Cosplayer favorit aku adalah Orochi, Lennethxvii dan Ely, entah kenapa aku suka liat crossdress," ungkap Chika dengan girang.

Kesukaannya akan crossdress membuat Chika berencana untuk ber-cosplay salah satu karakter dari game Touken Ranbu, Namazhou Toshirou.

Selama menekuni hobinya di dunia cosplay, banyak cerita baik suka maupun duka yang dialami Chika. Mulai dari harus membawa peralatan dan armor cosplay yang berat sendirian hingga tidak mendapatkan tempat ganti baju ataupun penitipan barang yang layak di lokasi event. Bahkan ada cerita lucu ketika dia harus ber-cosplay menjadi karakter Sinon GGO pada sebuah event yang membuat Chika tertawa ketika mengenangnya.

"Aku pernah diundang sebagai bintang tamu di acara talkshow salah satu kampus swasta di jakarta dan saat itu aku cosplay jadi Sinon GGO, tapi karena waktu yang mepet buat make-up aku lupa warnain alis. Jadi aku tampil di depan kamera sebagai Sinon tapi alis aku hitam, dan itu baru aku sadari waktu aku liat tayangan pas release-nya,” Ujar Chika tersipu malu.

Chika melihat cosplay di Indonesia kini semakin berkembang. Mulai banyak anak muda yang menekuni cosplay tidak hanya sekedar hobi untuk mengisi waktu luang. Komunitas-komunitas cosplay yang kini banyak bermunculan pun menjadi sebuah parameter tersendiri bagi Chika untuk mengukur perkembangan cosplay di Indonesia yang semakin maju.

"Semangat terus buat cosplayer Indonesia semoga bisa terus membawa nama baik indonesia di ajang cosplay di dalam maupun luar negeri," ujar Chika untuk para cosplayer di Indonesia.