Berita Jepang | Japanesestation.com

Seorang wanita di area timur Jepang mengakui bahwa ia tergerak oleh rasa keadilan yang “salah” dan membuat sebuah akun media sosial dan mengambil peran sebagai salah seorang pembully yang diduga menjadi penyebab kematian Hana Kimura, seorang pegulat wanita profesional Jepang.

Dilansir dari Mainichi Shimbun, seorang wanita pekerja part time berusia 40 tahunan yang tinggal di area Kanto menjawab interview Mainichi Shinbun lwat telepon. Dalam interview tersebut, ia mengungkapkan rasa penyesalannya karena terlibat dalam insiden yang berujung kelam tersebut.

“Aku telah melakukan hal yang sangat buruk,” ujarnya.  

Tahun lalu, wanita ini mulai menonton reality show "Terrace House" di mana Hana Kimura tampil sebagai salah satu cast-nya. Menurutnya, kesan pertama yang ditampilkan oleh Hana Kimura adalah, “seorang gadis baik yang jago memasak dan ramah.” Namun, insiden yang mengubah citra Kimura di mata wanita ini adalah sebuah scene di mana ia menyalahkan salah seorang cast pria karena tidak sengaja menyalakan mesin cuci berisi sebuah kostum gulat kesayangan Kimura. Kostum tersebut tidak dapat digunakan kembali dan Kimura menjatuhkan topi yang dipakai cast tersebut karena marah.

Hana Kimura Terrace House berita Jepang terkini japanesestation.com
Hana Kimura yang sangat marah kepada Kai Kobayashi di salah satu episode Terrace House (bunshun.jp)

Setelah menyaksikan adegan tersebut, ada rasa marah dan kesal yang timbul di hati wanita itu. Menurutnya, pria yang topinya dijatuhkan oleh Kimura memperlakukannya dengan baik.

Wanita itu mengatakan meski Kimura sendiri yang lupa dan malah menyimpan kostum miliknya di mesin cuci, ia melakukan hal yang tidak pantas pada cast pria itu. Menurutnya, rasa jijik terhadap Kimura mengalir di darah dan pikirannya semakin menjadi-jadi seiring waktu berjalan sampai ia selalu mengutuk Kimura setiap kali ia tampil di acara tersebut.

“Dendam” wanita ini terhadap Kimura terus berlanjut, dan niatnya untuk membully Kimura secara daring muncul saat adegan terkait insiden kostum tersebut disiarkan pada bulan Mei lalu. Kemarahan wanita itu kembali memuncak saat melihat adegan tersebut. Dalam pikirannya, ia bertanya-tanya. “Mengapa ia melakukan hal itu? Apakah ia harus dibiarkan begitu saja?” Saat itulah, wanita itu melihat banyak sekali unggahan yang mengkritik Kimura di Twitter dan Instagram di mana orang-orang mengungkapkan kemarahan dan pertanyaan yang sama dengan yang ia pikirkan. Hal inilah yang mendorongnya membuat unggahan serupa.

“Aku juga harus mengatakan hal itu secara langsung pada Kimura,” pikirnya.

Wanita ini memang belum pernah menggunakan media sosial sebelumnya dan memutuskan untuk membuat akun Twitter anonim untuk pertama kalinya dua hingga tiga hari setelah ia melihat klip adegan tersebut di tengah Mei lalu. Ia mengunggah kecaman dalam bentuk reply di cuitan Kimura dan ia pun mulai merasa kemarahannya mereda. Ia juga mengakui bahwa dirinya merasa senang setelah unggahannya di-like oleh para pembully Hana Kimura yang lain.