Berita Jepang | Japanesestation.com

Orang Jepang hampir selalu terlihat ramah dan sopan dalam berperilaku dan berbicara. Namun, apakah kamu yakin kalau semua perilaku dan kata-kata orang Jepang yang mereka tampakkan di muka publik itu sesuai dengan isi hati mereka? Pasalnya, orang Jepang punya tatemae. Memang, apa sih tatemae itu?

Tatemae (建前) adalah sebuah perilaku di mana orang Jepang menyembunyikan perasaan asli mereka di depan publik. Mereka akan berperilaku sebagaimana ditetapkan oleh lingkungan masyarakat Jepang. Bisa dibilang, tatemae adalah "public facade.”

Nah, “isi hati” sendiri disebut honne (本音) dalam bahasa Jepang. Honne berarti semua hal “jujur” yang kita pikirkan dalam hati kita, seperti opini, pemikiran, dan hasrat. Kanji pertamanya sendiri dapat diartikan sebagai, “otentik,” sementara kanji kedua adalah kanji untuk “bunyi.” Jadi, sudah jelas kan kalau honne adalah “suara hati asli” seseorang?  

Mengapa Orang Jepang Melakukan Tatemae?

tatemae budaya Jepang japanesestation.com
Ilustrasi tatemae (jp.fotolia.com)

Jepang merupakan sebuah negara yang mendahulukan kepentingan kelompok di atas individu. Nah, sebagai negara yang cukup padat (populasi Jepang adalah 350 orang per km² atau hampir 9.000 orang jika Tokyo saja yang dihitung!), orang Jepang harus berupaya agar hubungan satu-sama lain berjalan lancar. Ya, mereka sangat memperhatikan antara hubungannya dengan orang lain serta sangat memperhatikan perasaan orang di sekeliling mereka. Karena itu, mereka lebih memilih untuk tidak mengganggu orang lain dan berlaku atau memberi respon formal dibanding mengatakan sesuatu yang sebenarnya ada dalam pikiran mereka dan berisiko menimbulkan ketidaknyamanan orang lain. Hal ini juga membuat mereka sulit menolak suatu ajakan. Dalam nomikai misalnya, mereka hampir selalu mengatakan “iya” meskipun tidak ingin pergi minum-minum. Tapi, karena tak ingin menghindari konflik, maka mereka terpaksa melakukannya.

Jika dilihat dari penjelasan di atas, ternyata tujuan orang Jepang ber-tatemae bukanlah hal negatif ya? Sayangnya, usaha mereka dalam melakukan tatemae ini kadang dianggap kurang baik bagi orang asing. Mengapa? Simak penjelasannya di bawah!

Benturan Budaya

tatemae budaya Jepang japanesestation.com
Ilustrasi tatemae (pakutaso.com)

Menyembunyikan perasaan sendiri atau “berpura-pura” di mata publik kerap membuat orang asing salah paham dan berpikir kalau orang Jepang itu hipokrit atau bermuka dua. Memang sih, honne-tatemae bisa memberi kesan “muka dua” pada orang Jepang. Tapi, perlu diingat ya, kultur budaya kita berbeda dengan budaya Jepang, karena itulah perilaku mereka pasti ada yang berbeda dengan perilaku orang Indonesia dan kita juga harus bisa menghormati mereka!

Jadi, jangan senang dulu ya jika suatu saat mereka berkata, “Cobalah mampir sesekali (ke rumahku)!” mungkin saja mereka hanya berusaha untuk terdengar sopan, bukan benar-benar ingin mengundangmu ke rumah mereka.   

Apakah Orang Jepang Bisa Berkata Jujur?

Tentu bisa, mereka juga manusia kan? Jika sudah sangat dekat, ada kemungkinan orang Jepang tak akan ber-tatemamae lagi di depanmu atau setidaknya, sedikit “melonggarkan” diri. Hal ini juga bisa terjadi secara kebetulan, saat nomikai misalnya. Jika mabuk, besar kemungkinan tatemae mereka akan “hancur” dan mengeluarkan honne. Tapi, jika orang mabuk itu adalah atasanmu, ada baiknya kamu pura-pura lupa apa yang dikatakannya saat mabuk ya! Salah-salah, bisa berakhir buruk!

Nah, itulah sekilas tentang tatemae, budaya menyembunyikan perasaan di Jepang!

Sumber:

Japan Experience

Wow Japan