Berita Jepang | Japanesestation.com

Di balik hubungan yang seolah baik-baik saja, rupanya masih ada dendam yang disimpan oleh negara Cina terhadap Kekaisaran Jepang. Nah, memangnya, apa yang sebenarnya terjadi? Sudah berapa lama mereka menyimpan dendamnya? Mari kita telusuri.

Mungkin dendam tersebut terjadi sudah sejak lama. Pasalnya, 126 tahun lalu, Perang Sino-Jepang pertama terjadi. Dan pada 17 September 1894, datanglah sebuah hari kelam bagi Dinasti Cina. Dilansir dari National Interest, dengan bantuan tentara asing, Armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dengan kapal yang dilengkapi boiler bekas dan komponen lainnya meghancurkan Armada Angkatan Laut Beiyang milik Dinasti Qing di perairan barat Korea. Pakar angkatan laut saat itu menilai kekuatan Qing lebih unggul dari lawannya, jadi kejadian itu tentunya membuat kaget seisi dunia. Kekalahan Cina di pertempuran yang juga disebut Pertempuran Yalu inilah yang menjadi “abad penghinaan” bagi Cina. Ya, Cina merasa dipermalukan oleh Jepang.

tentara kekaisaran Jepang cina japanesestation.com
Ilustrasi Perang Sino-Jepang (wikipedia.org)

Tentu saja hal ini menyakitkan. Setelah kalah dari Royal Navy Inggris Raya pada abad ke-19, kali ini mereka harus menanggung malu akibat kalah dari Jepang, negara yang sebelumnya menutup diri. Cina pun harus segera membalikkan keadaan.

Namun nyatanya tak semudah itu, kemenangan Jepang membuat negara tersebut menjadi “raksasa” dalam angkatan laut dan militer di Asia sebelum akhirnya kalah dalam Perang Dunia II. Hal ini membuat Cina geram dan ingin mencabut hasil Pertempuran Yalu untuk mengesahkan statusnya sebagai kekuatan geopolitik utama Asia. Di sisi lain, Jepang pun tidak mau kalah. Karena itu, sejak tahun 1895 silam, Profesor Sally Paine mengatakan dalam bukunya, The Sino-Japanese War of 1894-1895, bahwa "fokus kebijakan luar negeri China adalah untuk membatalkan hasil [perang] sedangkan fokus kebijakan luar negeri Jepang adalah untuk memastikannya."

Memang tak aneh jika negara yang kalah perang menganggap bahwa kekalahannya akibat ketidakdilan yang dilakukan pihak lawan dan masih bisa diperjuangkan di masa depan, dan itulah yang dilakukan Cina.

Dan hingga kini, baik Cina maupun Jepang sepertinya tak ada yang ingin melepas statusnya sebagai negara terunggul di Asia. Karena itu, diragukan jika “kompetisi” Cina-Jepang akan segera berakhir karena kedua negara ini sama-sama tidak mau mengalah. Ya, meski 126 tahun terlewati, kekalahan Cina dalam Perang Sino-Jepang membuat negara ini menaruh dendam pada Kekaisaran Jepang.

Apakah kedua negara ini akan berdamai suatu saat? Bagaimana menurutmu?