Berita Jepang | Japanesestation.com
Jepang adalah negara yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi dengan tingkat hukuman hampir mencapai 100 persen. Polisi di Jepang bisa menahan tersangka tanpa tuduhan selama 72 jam, dan sering kali periodenya diperpanjang sampai 20 hari oleh hakim.

Ada banyak sekali hal-hal kecil di Jepang yang bisa membuat kamu terkena masalah. Jika kamu ditangkap oleh polisi di Jepang saat berstatus sebagai orang asing atau turis, pastinya kamu harus meminta bantuan pengacara untuk membelamu. Kalau kamu tidak bisa berbahasa Jepang, kamu juga harus meminta bantuan penerjemah dalam bidang hukum. Kamu juga diharuskan untuk menghubungi kedutaan negara asal kamu.

Berpergian ke negara manapun tentunya kamu harus memperhatikan norma-norma yang ada agar tidak menyebabkan masalah bagi diri kamu sendiri dan orang lain. Berikut adalah beberapa hal yang harus kamu perhatikan agar tidak ditangkap oleh polisi saat berada di Jepang.

5 Cara Konyol Untuk Ditangkap Polisi di Jepang
5 Cara Konyol Untuk Ditangkap Polisi di Jepang (grapee.jp)

1. Memesan Calo di Jalan

Seorang pemilik bisnis dari Fukuoka baru-baru ini ditangkap karena mempekerjakan seorang calo. Calo atau Tout, adalah orang-orang yang mengajak berbisnis kepada orang yang lewat. Hal ini adalah ilegal di Jepang, tetapi sangat umum ditemui. Para calo ini biasanya mempromosikan layanan dewasa untuk dinikmati, tetapi ada juga yang mengajak perempuan-perempuan muda untuk direkrut.

2. Pemakaman di Tengah Jam Sibuk

Pada bulan Januari lalu, seorang pria dari Tokyo ditangkap karena meninggalkan jasad ayahnya yang telah dikremasi di toilet kereta bawah tanah. Ayah dan ibu dari pria tersebut telah bercerai, dan ia takut kalau ibunya akan marah jika ia membawa pulang abu ayahnya.

Berbicara tentang masalah yang terus berkembang di Jepang saat ini, dimana lahan pemakaman terus berkurang dengan banyaknya orang yang meninggal, biaya untuk pemakaman pun menjadi semakin tinggi. Meskipun jasadnya telah dikremasi, jika abunya disimpan di area pemakaman, tetap saja membutuhkan biaya sewa dan perawatan.

3. Menelepon KDDI

Baru-baru ini, seorang pensiunan ditangkap karena melakukan hampir 24.000 panggilan pengaduan kepada operator KDDI, perusahaan jasa telekomunikasi Jepang. Pensiunan tersebut mengklaim bahwa perusahaan itu telah melanggar kontrak dengannya.

4. Menyelundupkan Resep Obat

Pada tahun 2015, kepala petugas komunikasi Toyota ditangkap karena mengimpor oxycodone secara ilegal. Ia menginstruksikan ayahnya untuk mengirimkan obat penghilang rasa sakit itu ke hotelnya di Tokyo. Ia tidak didakwa, tetapi lansung mengundurkan diri setelah kejadian itu.

Jepang memang sangat ketat terhadap hokum narkotika, meskipun melonggar terhadap minuman beralkohol. Sebaiknya kamu melakukan riset sebelum membawa obat ke Jepang, meskipun kamu memiliki resep dari dokter untuk mengkonsumsi obat itu secara teratur.

5. Menemui Anak-Anak

Seorang mantan jurnalis diberikan hukuman percobaan setelah ditangkap karena berusaha menemui anak-anaknya. Wartawan itu tertangkap kerna menerobos tanpa izin di lobi apartemen tempat mantan istri dan anak-anaknya tinggal. Menurutnya, ia hanya ingin memeriksa apakah kedua anaknya baik-baik saja setelah badai Hagibis. Ia belum melihat anak-anaknya lagi sejak ia dan istrinya berpisah.

Banyak orang yang menganggap hal ini adalah penculikan, karena Jepang tidak memiliki system hak asuh bersama ketika pasangan bercerai. Tidak jarang salah satu orang tua tunggal mendapatkan hak asuh eksklusif, sedangkan yang lainnya dianggap sebagai orang tua asing. Orang tua asing ini sangat rentan terhadap kesalahpahaman, mereka tidak diizinkan untuk menemui anak-anaknya jika tidak melalui persetujuan mantan pasangan mereka.