Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengungkapkan bahwa dampak kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat sangat berdampak pada banyak perusahaan Jepang, termasuk pembuat mobil.
Dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Group of Seven (KTT G7) di Kanada, Ishiba menyatakan bahwa aturan tersebut dapat berdampak serius pada ekonomi global. Meski begitu, Ishiba menegaskan bahwa pemerintah tidak akan teburu-buru untuk mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan negara.
Pemerintah Jepang sendiri belum mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait hal ini meski telah melalui pertemuan antara Ishiba dengan Donald Trump. Pembicaraan keduanya berakhir tanpa adanya kemajuan.
Menanggapi hasil ini, pemerintah Jepang sepakat menginstruksikan menterinya untuk melanjutkan negosiasi. “Kami tidak pernah mengorbankan kepentingan nasional karena bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan cepat.
Negosiasi bilateral di tingkat menteri telah dilakukan beberapa kali dengan mencakup peningkatan perdagangan, memperluas kerja sama keamanan ekonomi, dan mengatasi langka-langkah non-tarif.
Selain negosiasi tarif Trump, Ishiba juga menginstruksikan para pejabat untuk mempertimbangkan langkah pencegahan terhadap lonjakan harga bensin dan minyak yang berpengaruh di masyarakat seiring memanasnya konflik di Timur Tengah.