Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada sekitar pukul 1 siang di 26 Oktober 1999, Shiori Ino, seorang mahasiswi berusia 21 tahun tewas dengan sebuah pisau tertancap di dadanya saat ia memasuki Stasiun JR Okegawa di Saitama. Gadis ini meninggal kehabisan darah setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Pembunuh Ino adalah seesorang yang disewa oleh Kazuhito Komatsu, seorang pria berusia 26 tahun yang menguntitnya selama berbulan-bulan setelah bertemu pertama kali di sebuah game center. Parahnya lagi, pihak kepolisian tidak mau membantu Ino saat ia diuntit hingga akhir hayatnya. Bagaimana kisah selengkapnya dari tragedi pembunuhan Shiori Ino?

Ino pertama kali bertemu Komatsu pada Januari 1999. Saat pertama kali bertemu, Komatsu memberi Ino nama palsu dan berbohong tentang umur aslinya. Setelah beberapa kali berkencan, ia mulai membanjiri Ino dengan hadiah mahal dan menyiksanya secara emosional. Ino pun mencoba untuk memutuskan hubungan toxic itu, namun Komatsu tidak terima akan keputusan gadis itu dan makin menyiksa Ino. Komatsu pun mulai menguntit Ino dengan cara menelepon rumahnya dan mengancam Ino serta keluarganya.

Kurangnya Keterlibatan Polisi

kasus pembunuhan Shiori Ino japanesestation.com
Ilustrasi polisi tidak bertanggung jawab (pakutaso.com)

Setelah tiga bulan berjalan, Komatsu dan teman-temannya, Yoshifumi Kubota, Akira Kawakami dan Yoshitaka Ito, mulai menghampiri rumah Ino secara paksa dan memberi ancaman-ancaman. Untungnya, Ino merekam semua itu dan membuat laporan ke pihak kepolisian dan melampirkan rekaman yang ia buat. Sayangnya, kepolisian mengatakan bahwa itu bukanlah bukti kuat.

Ketika sudah tidak tahan lagi dengan ancaman-ancaman Komatsu, Ino dan orang tuanya pergi menemui pihak kepolisian. Namun, polisi tidak mau membantu mereka. Baik pihak kepolisian dan klinik resmi yang seharusnya membantu Ino malah menyalahkan Ino, menuduh gadis itulah yang bersalah karena sebelumnya ia telah menerima beberapa hadiah dari Komatsu. Tidak ada satu pun yang mau membantu Ino.

kasus pembunuhan Shiori Ino japanesestation.com
Ilustrasi stalking (independent.co.uk)

Setelah Ino mengembalikan semua hadiah yang diberikan Komatsu melalui kurir, Komatsu dan adiknya menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Ino. Mereka juga terus menyiksa keluarga Ino melalui telepon dan ancaman-ancaman lain dan bahkan mulai menyebarkan poster dan flier berisi fitnah di seluruh penjuru kota. Parahnya, meski hal ini terus berlanjut, polisi tetap tidak mau membantu Ino, yang berujung dengan kematian Ino yang tragis.

Lebih sedihnya lagi, setelah Ino tewas terbunuh, pihak kepolisian malah mencoba menyalahkan gadis itu. Mereka merilis info yang mengatakan bahwa Ino adalah wanita mata duitan dan membuatnya diserang.

Tindak Lanjut

kasus pembunuhan Shiori Ino japanesestation.com
Ilustrasi kasus pembunuhan (newindianexpress.com)

Komatsu bersaudara dan teman-temannya masih bisa lolos dari kejaran hukum sampai seorang jurnalis bernama Kiyoshi Shimizu memutuskan untuk menyelidiki kasus itu. Artikel yang ia buat dan diterbitkan di majalah FOCUS, menjabarkan tentang kasus pembunuhan Shiori Ino, lengkap dengan foto para penguntitnya.

Pada 19 Desember 1999, Kubota ditangkap, begitu pun dengan Takeshi, Kawakami, dan Ito yang ditangkap keesokan harinya, sementara Komatsu sendiri masuk dalam daftar pencarian orang sebelum dilacak oleh reporter Shimizu yang menemukannya di Sapporo, Hokkaido. Pada 27 Januari 2020, tubuh Komatsu ditemukan tak bernyawa di sebuah danau di Hokkaido. Ia bunuh diri, dibuktikan dengan sebuah catatan di kopernya yang mengatakan bahwa ia memang berencana bunuh diri setelah membunuh Ino.

Setelah mendengar tentang kasus pembunuhan Shiori Ino, kritik media dan bagaimana kepolisian Saitama menangani kasus itu, kepala kepolisian meminta maaf pada keluarga Ino dan mendisiplinkan 6 petugas polisi serta memecat 3 orang petugas polisi senior setelah dilakukan penyidikan. Pada 22 Desember 2000, keluarga Ino pun menuntut kepolisian Saitama dan pada 16 Februari 2003, pengadilan memutuskan bahwa pihak kepolisian harus membayar uang ganti rugi pada keluarga Ino meski menolak bahwa pihak kepolisian mengabaikan kasus pembunuhan Shiori Ino.

Akibat kasus ini, pada November 2000, sebuah undang-undang tentang penguntit dibuat. Sementara pada tahun 2001, Shimizu mendapat penghargaan Editors' Choice Magazine Journalism Award dan National Association of Commercial Broadcasters in Japan Reporting Award atas kerja kerasnya membongkar tragedi pembunuhan Shiori Ino. Ia pun mendapat penghargaan yang sama setelah membongkar kasus pembunuhan Ashikaga (salah satu bagian dari Kasus Pembunuhan dan Penculikan Berantai Gadis Muda di Kanto) dan membuktikan bahwa kepolisian dan jaksa bertindak sama dalam menangani kasus tersebut, sama seperti cara mereka menangani kasus Ino.

Kini, Jepang sudah memiliki undang-undang anti stalker yang direvisi pada 2017 lalu. Semoga ke depannya, tragedi pembunuhan Shiori Ino tidak kembali terjadi.

Sumber:

Japan Today

Wikipedia