Fetish Gadis SMA karena Idol Group?
Fetish orang Jepang pada siswi SMA kerap dikaitkan dengan sebuah lagu berjudul Sailor Fuku o Nugasanaide (Jangan Ambil Seragamku!) yang dinyanyikan oleh idol group O-nyanko Club pada tahun 1985 silam. Lagu berlirik “menjurus” ini juga dirilis ulang oleh idol group populer AKB48.
Kesuksesan lagu tersebut juga membuat tren sera buru yang sempat disebut di atas Siswa SMA mulai menjual seragam, pakaian dalam, atau pakaian renang mereka yang belum dicuci. Dari sinilah paraktik enjo kosai, (kencan kompensasi) dengan pria paruh baya dimulai. Pria-pria ini akan menyediakan dukungan finansial bagi para gadis, dengan bayaran hubungan seksual. Praktik ini pun dibuat versi sederhananya dalam bisnis JK.
Pada tahun 2016, Maud De Boer-Buquicchio, aktivis perdagangan dan kekerasan seksual terhadap anak juga mengungkapkan komentarnya terhdap hubungan antara industri hiburan dan bisnis JK. Ia menyimpulkan kurangnya kecepatan data resmi dan kurangnya strategi untuk memeranginya merupakan sumber dari eksploitasi ini, termasuk “kultur idol anak/idol junior” yang sedang in. Ia khawatir akan dipandangnya anak-anak sebagai sebuah komoditi seksual.
Dan hal itu dibuktikan dengan komentar dari komentar pria paruh baya Jepang, contohnya:
“Jepang seperti hampir membiarkan para pria untuk berkata: ‘Ya, aku tertatik pada gadis muda, kira-kira yang berumur 14 hingga 15,’” kata Shihoko Fujiwara, pendiri Lighthouse, sebuah charity yang bekerja untuk mengakhiri perdagangan manusia di Jepang.
“Di TV, para komedian juga kerap berkata: ‘Aku ingin berkencan dengan gadis SMP,’ Orang-orang bercanda dengan komentar seperti itu,” tambah dia.
Tindakan Pencegahan Bisnis JK
Bus Anti Bisnis JK
Untuk mencegah bisnis JK berkembang, ada sebuah bus berwana pink yang dijalankan oleh lembaga Colabo sejak Oktober 2018. Bus ini akan hadir di beberapa tempat strategis di kota setiap seminggu sekali, dan malam hari terparkir di balai kota Shinjuku. Volunteer berharap agar bus tersebut dapat menjadi tempat aman bagi para gadis yang menjadi target bisnis JK.
Sementara itu, sejak 1 Juli 2017 lalu, pemerintah Jepang juga telah melarang agar anak di bawah usia 18 tahun terjun ke dalam bisnis JK. Namun, bukan tidak mungkin bisa saja bisnis ini masih berjalan dengan sembunyi-sembunyi kan?
Sumber: