Berita Jepang | Japanesestation.com

Lagi-lagi peristiwa bunuh diri terjadi di Jepang. Bulan lalu, seorang wanita lansia dan putrinya mencabut nyawanya sendiri dengan melompat ke depan sebuah kereta shinkansen di Kota Machida.

Kasus seperti ini bukan hal baru di Jepang. Namun jika biasanya fakta menyedihkan di balik penyebab korban melakukan bunuh diri kerap tak terungkap, kasus kali ini berbeda.

Menurut laporan tabloid Shukan Shincho edisi 17 Desember via Tokyo Reporter, alasan di balik kematian kedua wanita itu adalah hutang dan kemiskinan.

bunuh diri Jepang hutang japanesestation.com
Shukan Shincho edisi 17 Desember 2020 (tokyoreporter.com)

Ya, wanita berusia 87 tahun dan putrinya yang berusia 52 tahun itu tinggal bersama di sebuah apartemen di Kota Zama, Prefektur Kanagawa yang terletak hanya 15 menit berjalan kaki dari Stasiun Odakyu Sagamihara.

“Mereka pindah ke sini pada 6 tahun lalu. Kelihatannya mereka tidak memiliki pekerjaan,” ujar salah satu penghuni unit lain di apartemen yang sama.

Ia juga menambahkan bahwa sang putri kerap terlihat meminum bir di luar apartemen setiap pagi.

“Di dekat stasiun ada pachinko parlor yang rutin ia kunjungi,” tambahnya.

Meminjam Uang

Tenant yang sama juga mengatakan bahwa pasangan ibu dan anak tersebut hidup dengan uang pensiunan mereka serta meminjam uang dari penghuni lain. Namun, taktik yang digunakan sang putri adalah penipuan.

Pada Oktober lalu, ia mengatakan bahwa akan menerima warisan sejumlah 400 juta yen. Namun, ia mengaku membutuhkan uang untuk menutupi biaya administrasinya.

“Ternyata itu bohong,” ujar tenant tersebut yang meminjamkan uang sebesar 102.000 yen.

Penghuni lain juga mengatakan bahwa mereka sempat menekan pasangan ibu-anak tersebut untuk mengembalikan uang pinjaman mereka. Dan mungkin itulah pemicunya.

“Butuh waktu untuk mengonfirmasi jasad keduanya.”

Pada 28 November malam, keduanya tiba di Stasiun Tamagawagakuen-mae di Jalur Odakyu Odawara.

Stasiun tersebut hanya berjarak sekitar 15 menit dari Stasiun Odakyu Sagamihara. Sayangnya, stasiun ini tak dilengkapi dengan barikade pengaman di peronnya, membuatnya dijuluki sebagai sebuah “spot bunuh diri.”

Rekaman kamera pengawas pun menunjukkan apa yang terjadi selanjutnya. Sekitar satu jam setelah mereka tiba, sekitar pukul 11:10 malam waktu setempat, keduanya berdiri di peron dan melompat ke depan kereta shinkansen Romancecar yang tengah melaju.  

Kepolisian Machida pun menyebutkan bahwa keduanya terkonfirmasi tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.

“Mayatnya hancur dan butuh waktu beberapa hari untuk mengonfirmasi identitas mereka,” ujar petugas kepolisian.