Seorang wanita Jepang ditemukan tewas bunuh diri setelah terkonfirmasi positif COVID-19. Menurut laporan NHK via Tokyo Reporter pada Jumat (22/1), wanita ini rupanya bunuh diri akibat stress dan khawatir akan kesejahteraan keluarganya karena ia tertular virus mematikan tersebut.
Pada 15 Januari lalu, wanita berumur 30 tahunan tersebut ditemukan tewas bunuh diri di apartemen miliknya di Tokyo. Dalam sebuah catatan yang ditinggalkannya, ia menyatakan kekhawatirannya apakah ia sempat menularkan virus corona pada putrinya.
“Sungguh tak bisa dimaafkan karena saya telah menjadi pengganggu di keluarga ini,” tulisnya.
Wanita tersebut tidak memperlihatkan gejala COVID-19 saat tertular. Pada saat ia bunuh diri, ia sebenarnya tengah memnulihkan diri di rumahnya.
Di kediamannya tersebut, ia tinggal bersama suami dan putrinya. Sayangnya, keduanya pun terbukti positif virus corona.
“Banyak orang stress karena terinfeksi.”
Michiko Ueda, seorang associate professor di Universitas Waseda pun melakukan investigasi terkait dampak psikologis dari penyebaran COVID-19. Menurutnya, ada langkah-langkah yang perlu diambil seiring dengan meningkatnya orang-orang yang menerima perawatan di dalam rumah.
“Banyak orang merasa tertekan dan stress saat mereka terinfeksi. Hal ini bisa menyebabkan mereka merasa bersalah karena terinfeksi,” ujar Ueda.
Misalnya saja, saat seseorang yang terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah mendadak terinfeksi, ia akan merasa tertekan karena harus mengkhawatirkan kesehatannya dan menjadi tak bisa bekerja.
“Selain itu, fakta di mana mereka yang terinfeksi tidak diperbolehkan berinteraksi langsung dengan orang lain akan membuat mereka makin terpuruk secara mental. Kita memerlukan sebuah sistem untuk memahami cara merawat mereka,” tutup Ueda.