Belajar di boarding school tentu berbeda dengan sekolah biasa. Hal yang sama juga berlaku di Jiyugaoka High School di Himeji, Prefektur Hyogo. Semua siswa SMA swasta khusus laki-laki yang didirikan pada tahun 1983 ini tinggal berdampingan dalam asrama kampus, membuat mereka memiki skill komunikasi, rasa kerja sama, dan rasa persahabatan yang lebih tinggi dan erat dibanding mereka yang bersekolah di sekolah umum. Sayangnya, keunggulan Jiyugaoka ini mungkin tak bisa dirasakan lagi mulai tahun 2021 mendatang.
Nah, inilah lokasi Jiyugaoka High School:
Ya, angka murid yang mendaftar ke Jiyugaoka terus turun selama beberapa tahun terakhir. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah turunnya angka kelahiran Jepang dan meningkatnya opsi pembelajaran jarak jauh, yang dapat menggantikan fungsi boarding school bagi mereka yang tinggal di tempat tanpa sekolah dengan pendidikan yang bagus. Tak hanya itu, pandemi COVID-19 yang muncul tepat di saat mereka membuka pendaftaran membuat keadaan bertambah parah. Bahkan, pada April lalu, Jiyugaoka hanya menerima 38 siswa baru saja.
Jika kejadian ini terjadi dalam suatu seri anime, pasti akan ada sekelompok murid kreatif yang berrncana untuk membuat perhatian Jepang tertuju pada Jiyugaoka, seperti membuat boy band (ya, seperti dalam seri anime idol Love Live) atau dengan memenangkan pertandingan olahraga nasional. Sayangnya, dunia nyata memang tak seindah anime, tak ada siswa yang melakukan semua itu, membuat Jiyugaoka mengumumkan bahwa mereka akan menutup permanen sekolah tersebut saat tahun ajaran berakhir pada Maret 2021 mendatang.
Masalah belum selesai sampai di situ. Siswa tahun ketiga mungkin tak akan terpengaruh karena mereka akan lulus pada 2021 mendatang, tapi, bagaimana dengan siswa tahun pertama dan tahun kedua? Memang, ada solusinya. Ke-84 siwa tersebut akan dipindahkan ke Aoyama High School, boarding school lain yang dioperasikan oleh organisasi yang sama dengan Jiyugaoka. Namun, Aoyama High sangat jauh. Sekolah ini terletak di Tsu, sebuah kota di Prefektur Mie. Artinya, para siswa harus pindah sejauh 208 kilometer atau sekitar 3 jam dengan mobil dari Jiyugaoka.
Jiyugaoka sebenarnya telah mendiskusikan kemungkinan penutupan ini pada Juni lalu. Mereka pun terus berharap agar kemungkinan buruk itu tak terjadi. Namun, penurunan angka siswa baru membuat Jiyugaoka sulit melanjutkan perjuangannya karena mereka membutuhkan biaya bagi staf dan perbaikan gedung sekolah. Meskipun begitu, pihak sekolah berjanji akan bertanggung jawab pada para siswanya hingga lulus
“Kami akan terus mendukung para siswa hingga lulus," ujar Riki Aoda, kepala sekolah Jiyugaoka
"Kami juga berharap mereka tetao berusaha sekuat tenaga di lingkungan baru nanti," tambahnya.
Karena setidaknya para siswa akan mendapat sekolah baru, sepertunya para orang tua pun tidak perlu khwatir ya? Dan mungkin saja meski jarak yang ditempuh cukup jauh, para siswa Jiyugaoka akan senang dengan lingkungan baru mereka nanti. Ya, Aoyama adalah boarding school campuran! Setidaknya, ada perubahan suasana kan?