Berita Jepang | Japanesestation.com

COVID-19 memang merepotkan, terutama bagi mereka yang terpaksa bepergian karena harus bekerja. Hal itulah yang terjadi di Jepang, para penumpang kereta pagi harus menentang langkah kuasi-darurat COVID-19 yang berlaku di Prefektur Tokyo, Kyoto dan Okinawa pada Senin (12/4) lalu dan memenuhi Stasiun JR Tokyo serta berbagai lokasi lainnya.

Seorang penumpang bernama Yoichiro Fujii (27) yang berasal dari Distrik Ota di Tokyo mengatakan pada Mainichi Shimbun bahwa dirinya telah berusaha untuk tetap menaati peraturan dan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan mensterilkan tangan dengan rutin.

“Menurut saya, kehidupan sehari-hari kita tak akan berubah karena kuasi-darurat ini. Selain itu, tak ada yang tahu kapan pandemi akan berakhir, namun saya selalu berusaha untuk menghindari kerumunan,” ujar Fujii.

covid-19 penumpang kereta Jepang japanesestation.com
Orang-orang berjalan menuju kantor mereka dalam foto yang diambil di Distrik Chiyoda, Tokyo pada 12 April 2021.of April 12, 2021. Langkah pencegahan kuasi-darurat yang dilakukan pemerintah pusat berlaku di area tersebut pada hari yang sama. (Mainichi/Masahiro Ogawa)

Pendapat serupa pun dikemukakan oleh Yukiyoshi Maeda (63) yang mengguanakan kereta dari rumahnya di Prefektur Ibaraki menuju kantornya di Tokyo setiap pagi.

"Ada banyak penumpang dari luar Tokyo. Langkah pencegahan kuasi-darurat tersebut tak akan memiliki dampak besar kecuali jika seluruh area di ibu kota melakukan langkah itu,” kata Maeda.

Sementara itu, seorang pagawai kantoran lain, Keiko Morita (53) yang berasal dari Yokohama merasa bahwa kini masyarakat lebih terbiasa dengan krisis virus corona, membuat lebih banyaknya penumpang kereta yang memadati stasiun jika dibandingkan dengan beberapa bulan lalu.

"Saya berpikir untuk mengubah waktu naik kereta karena saya khawatir akan kerumunan,” tuturnya.