Berita Jepang | Japanesestation.com

Jepang bersiap untuk menarik wisatawan kaya ke destinasi-destinasi yang kurang dikenal, dengan menawarkan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman otentik budaya, keahlian, dan alam seiring dengan banyaknya wisatawan asing yang datang ke negara tersebut.

Selama enam bulan berturut-turut, jumlah wisatawan yang masuk telah melampaui angka sebelum pandemi, dengan pengeluaran rata-rata pada bulan Maret sebesar 209,000 yen atau sekitar 21 juta rupiah per orang per kunjungan. Dengan pertumbuhan yang konsisten ini, badan pariwisata bertujuan untuk mendorong wisatawan yang datang untuk meningkatkan pengeluaran mereka dengan mengubah cara mereka bepergian.

Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO) bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan mewah (luxury tourist) atau mereka yang menghabiskan lebih dari 1 juta yen per orang selama mereka menginap.

Pada tahun 2019, keompok ini hanya mencakup 1% dari keseluruhan pengunjung namun mereka telah menyumbang 14% dari total pembelanjaan.

Direktur JNTO Rieko Nakayama menyatakan niat lembaganya untuk secara strategis menarik pengunjung ke daerah pedesaan dengan meningkatkan kualitas penawaran yang tersedia dan membangun jaringan untuk mendukung promosi bisnis, dengan tujuan merangsang konsumsi di daerah tersebut.

Ryo Ito, pejabat JNTO yang mengawasi promosi luxury tourism, lebih lanjut mengatakan, "Wisatawan mewah sering kali menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dan mencari pengalaman autentik yang berbeda dari wilayah tertentu, hal ini sejalan dengan upaya kami untuk mempromosikan pariwisata pedesaan."

“Namun, masih ada beberapa permasalahan yang perlu diatasi dalam menarik pengunjung ke daerah pedesaan ini,” ujarnya.