Pemerintah Jepang berencana untuk kembali menerapkan status darurat COVID-19 baru di Tokyo, Osaka dan Hyogo segera setelah meningkatnya infeksi di ketiga prefektur tersebut, 3 bulan sebelum Tokyo Olympic terlaksana, ujar salah satu sumber terkait pada Rabu (21/4) lalu.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan bahwa ia akan membuat sebuah keputusan formal dalam beberapa hari ke depan terkait rincian terkait status darurat ketiga tersebut. Sementara itu, Gubernur Hyogo, Toshizo Ido mengatakan dalam sebuah konferensi pers ia telah meminta pemerintah untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat untuk menekan peningkatan infeksi, menyusul permintaan Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura pada hari sebelumnya. Gubernur Tokyo Yuriko Koike juga diperkirakan akan melakukan hal yang sama.
"Mempertimbangkan permintaan Prefektur Osaka, kami akan segera mencapai keputusan setelah mempelajari situasai dan langkah pencegahan dengan seksama,” ujar Suga dalam sebuah sesi Diet sebelum melakukan pertemuan dengan anggota Kabinet, termasuk menteri kesehatan Norihisa Tamura dan Yasutoshi Nishimura, menteri yang menangani respons terkait COVID-19 di Jepang.
Yoshimura mengatakan bahwa ia berencana untuk meminta restoran dan bar untuk tutup pada saat weekend, juga meminta mereka untuk tidak menyajikan alkohol serta meminta adanya penutupan sementara fasilitas hiburan. Langkah pencegahan ini akan lebih kuat dibandingkan permintaannya bagi restoran di Osaka pusat yang ditutup pada pukul 8 malam.
Koike juga tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk meminta fasilitas seperti taman hiburan dan department store untuk tutup sementara.
Nishimura mendeskripsikan situasi di Osaka dengan "sangat parah." Ia juga mengatakan pada komite parlementer bahwa mereka harus segera mengimplementasikan langkah pencegahan lebih kuat.
Sementara itu, Shigeru Omi, seorang ahli penyakit menular yang mengepalai subkomite pemerintah dalam pencegahan virus, mengatakan bahwa status darurat harus segera dideklarasikan sesegera mungkin.
Menurut analisa panel ahli di Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, varian virus corona yang lebih menular menyumbang sekitar 80 persen infeksi di prefektur Osaka dan Hyogo dan sebagian kasus yang berkembang pesat di Tokyo.
Meskipun langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat telah diterapkan selama kuasi-darurat yang diberlakukan sejak 5 April, rata-rata infeksi selama tujuh hari hingga Selasa lalu naik ke rekor 453,3 per hari di Hyogo, dengan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit naik ke rekor 689 orang.
Sebelumnya, Ido mengatakan tindakan saat ini di prefekturnya, termasuk meminta restoran di Kobe untuk tutup pada jam 8 malam, belum mencapai hasil yang memadai.
Menurut Ido, Prefektur Hyogo sendiri tidak dapat memberikan dukungan keuangan yang cukup untuk bisnis yang mematuhi permintaan untuk menghentikan operasinya sementara dan menyarankan dia akan lebih berhati-hati dalam memilih bisnis mana yang akan ditargetkan dan meminta bantuan dari pemerintah.
Keadaan darurat terbaru ini akan diterapkan segera, hanya satu bulan lebih sejak status darurat Tokyo dicabut.
Terkait olimpiade, Suga mengatakan deklarasi status darurat baru tidak akan mempengaruhi penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, menegaskan kembali bahwa pemerintah akan melanjutkan upaya untuk menggelar pertandingan yang "aman dan terjamin".