Berita Jepang | Japanesestation.com

Umur bukanlah halangan untuk menempuh pendidikan. Buktinya, seorang nenek berusia 73 tahun di Jepang baru saja menerima gelar doktor atas penelitiannya dalam representasi cerita rakyat bertema parade malam para iblis. Ia mengatakan, hasil studinya itu membawa kebahagiaan dalam hidupnya.

Misako Nagura, nama nenek itu, memulai studinya di Aichi Prefectural University saat ia berusia 54 tahun untuk meraih gelar sarjana dalam bidang sastra dan meraih gelar doktornya pada September lalu atas penelitiannya yang berfokus pada sebuah lukisan yang menggambarkan "Night Parade of A Hundred Demons / Parade Malam Ribuan Iblis."

Dilansir dari Mainichi, parade gerombolan mahluk supernatural yang dikenal dengan nama "oni" dan "yokai" itu memang merupakan tema utama dalam legenda dan cerita rakyat Jepang, namun, asal-usul dan makna dari parade tersebut masih diperdebatkan hingga kini.

nenek Jepang lulus japanesestation.com
Misako Nagura (kiri) menerima sertifikat kelulusannya di Aichi Prefectural University di Nagakute, Prefektur Aichi, pada 30 September, 2020. (Kyodo News via Mainichi)

Nagura awalnya memulai memecahkan masalah itu dalam skripsi sarjananya dan setelah lulus pada tahun 2006, ia mengambil program pascasarjana untuk melanjutkan penelitiannya.

"Universitas mengajarkanku akan kebahagiaan dari hidup panjang dengan tetap belajar,” ujarnya.

"Masih ada bagian-bagian yang belum diterbitkan, dan saya ingin terus menulis esai tentang itu (cerita rakyat tentang iblis),” tambahnya.

Nagura sempat menyerah untuk melanjutkan studinya ke tingkat universitas karena saat ia masih berstatus seorang siswi SMA, ia menderita sebuah penyakit. Ia pun akhirnya mengajar di sebuah taman kanak-kanak lalu di sebuah workshop furniture. Namun, saat ia berusia 53 tahun, ia memutuskan untuk menantang dirinya sendiri setelah mendengar bahwa ada ujian masuk bagi mahasiswa dewasa.

"Hal itu membangkitkan kembali keinginan terpendam saya untuk menimba ilmu di universitas,” ujar Nagura.

"Saya melupakan umur saya sebenarnya dan menikmati mengobrol bersama anak-anak muda di universitas,” tambahnya.

Dalam studinya selama tiga tahun itu, Nagura telah menjumpai banyak gulungan lukisan parade iblis. Dan di antara semua contoh lukisan tersebut, Nagura paling tertarik dengan sebuah lukisan yang konon digambar oleh Tosa Mitsunobu pada era Muromachi (sekitar abad 14-16 Masehi). Kini, lukisan tersebut telah dinobatkan sebagai salah satu properti budaya penting Jepang.

nenek Jepang lulus japanesestation.com
Misako Nagura setelah menerima sertifikat kelulusannya di Aichi Prefectural University di Nagakute, Prefektur Aichi, pada 30 September, 2020. (Kyodo News via Mainichi)

Nagura berjuang keras untuk studinya, apalagi karena tidak banyak orang yang meneliti topik tersebut di areanya. Perjuanganya pun terbayar setelah ia menyadari adanya paralel antara parade itu dan puji-pujian serta tarian tradisional Buddha. Dalam esainya, ia pun mendiskusikan adanya kemungkinan bahwa parade tersebut terinspirasi dari upacara Buddha. Nagura bahkan sampai pergi ke luar negeri untuk mempresentasikan penemuannya.

Ia pun menerima feedback positif setelah ia melkaukan presentasi di sebuah universitas di Brazil pada tahun 2016 lalu.

"Terima kasih untuk Pokemon, mereka pun tertarik pada monster-monster Jepang,” ucapnya sambil bercanda.

Setelah meninggalkan universitas pada tahun 2017, Nagura terus mengerjakan esai dan thesis-nya di rumahnya, terkadang ia pun melakukan semua itu saat semua anggota keluarganya telah tertidur pulas. Akhirnya,ia menyelesaikan thesis tersebut tahun ini.

Nagura mengatakan bahwa cucu-cucunya takjub saat tahu bahwa ia menulis thesis tersebut. Kerja kerasnya dalam penyusunan thesis pun diarpresiasi oleh Rei Kufukihara, kepala universitas dan supervisor-nya.

Kurangnya teks tertulis sebagai sumber penelitian Nagura membuat Kufukihara mengatakan, “Mengerjakan thesis tanpa satu pun teks tertulis sebenarnya hampir tidak mungkin, namun Nyonya Nagura memiliki passion-nya sendiri.”