Berita Jepang | Japanesestation.com

Kasus prostitusi dengan melibatkan anak perempuan di bawah umur nampaknya bukan satu-satunya masalah yang tengah dihadapi oleh pemerintah Jepang saat ini. Beberapa waktu lalu, Polisi Tokyo mengumumkan kehebohan yang mereka sebut sebagai bisnis "delivery health", di daerah Uguisudani, Taito Ward. Pada tanggal 16 April 2018, seorang manajer Teiai Tsukutsuku berusia 70 tahun, Yumiko Ono diduga telah mengirim seorang wanita pelaku prostitusi lansia berusia 69 tahun ke sebuah hotel untuk memberikan honban atau paket seks lengkap, yang merupakan pelanggaran UU Anti-Prostitusi.

Salah satu media asal Jepang, Nikkan Gendai, pada tanggal 22 Mei kemarin mengungkap fakta yang lebih mengejutkan lagi, pasalnya wanita tuna susila tersebut bukan yang tertua di dalam daftar Teiai Tsukutsuku, di mana  13 anggota staf perempuannya berusia antara 37 hingga 72 tahun. Menurut mereka hal itu merupakan salah satu contoh bagaimana pasar prostitusi lansia saat ini telah meningkat di negara tersebut.

"Mereka adalah apa yang disebut sebagai 'granny hookers,'" kata selah seorang penulis Nikkan Gendai, Takumi Higashide. “Mereka disukai oleh pria berusia 30-an dan 40-an, yang motifnya berasal dari kesenangan dalam berhubungan seks dengan tubuh yang sudah tua. Mereka (pekerja sekks komersil lansia) dianggap lembut adalah kelebihan lainnya,” tambahnya. Higashide juga menyatakan jika tulang penjaja  seperti itu sangat rapuh, sehingga mereka membatasi jumlah posisi bercinta yang dimungkinkan, "dan mereka hanya bisa menangani tiga pelanggan sehari," klaim penulis.

Menurut Gendai, mayoritas gerai di ibukota yang menawarkan prostitusi lansia akan menampilkan wanita berusia 60-an, dan mereka akan tiba di hotel dengan mengenakan gaun kimono. "Setelah itu, dia akan berpakaian sendiri dan pulang, Harganya bisa mencapai 50.000 yen per jam, tetapi pelanggan banyak yang memesan karena suasana hangat dari para wanita ini," ujar Higashide.

Pihak kepolisian Tokyo sendiri sebelumnya mencatat, jika sejak bulan Mei 2006 silam, Teiai Tsukutsuku telah mengumpulkan keuntungan sebesar 210 juta yen selama melayani bisnis tersebut. Sebelum dihapus, situs Teiai Tsukutsuku bahkan juga mencantumkan daftar harga para pekerja seks komersil lansia mulai dari 10.000 yen untuk 60 menit pertama.