Berita Jepang | Japanesestation.com

Memiliki ketakutan akan jarum atau yang dikenal dengan Needle phobia memang membuat beberapa hal sulit dilakukan, seperti donor darah, suntik, atau bahkan menjahit. Di beberapa kisah fiksi ilmiah, teknologi suntik tanpa jarum bukanlah hal yang mustahil. Salah satu yang terkenal adalah hypospray dari Star Trek.

Wah, Teknologi Suntik Tanpa Jarum Akan Segera Terwujud?
Image: creekmoreworld.com

Namun kini teknologi semacam itu bukan lagi dalam kisah fiksi. Dilansir Rocket News, sebuah tim penelitian di Jepang sudah siap untuk merilis penemuan mereka kepada dunia, sebuah suntik tanpa jarum yang bekerja pada gelembung udara dan bebas dari rasa sakit. Meski begitu, gelembung udara selalu dipresentasikan sebagai masalah yang penting untuk suntik pada umumnya. Berapa kali orang mendengar kata “embolisme udara” dan khawatir tentang vaksinasi selanjutnya? Kali ini, sebuah tim peneliti dari Shibaura Technical College di Jepang memanfaatkan kekuatan penghancur dari “gelembung udara mikro” untuk membuat sayatan kecil ke dalam jaringan biologis lalu pengantarkan obat yang ingin dimasukkan. Sayatan yang tercipta benar-benar kecil, hanya selebar 4μm (4 microns=4 x 10−6 meter).

Wah, Teknologi Suntik Tanpa Jarum Akan Segera Terwujud?
Image source: rbbtoday.com

Gelembung mikro ini kemudian diisi dengan tegangan dan menembak dengan kecepatan tinggi yang memungkinkan untuk menembus sel dan memasukkan obat. Ilmu ini sangat rumit, namun yang perlu diketahui semua orang adalah bahwa tidak ada rasa sakit dan obat-obatan yang dapat disuntikkan secara tepat.

Wah, Teknologi Suntik Tanpa Jarum Akan Segera Terwujud?
Image source: rbbtoday.com

Kebanyakan dari kita tidak menduga bahwa hal-hal yang ada dalam cerita fiksi datang dan menjadi kenyataan di kehidupan sehari-hari, jadi tidak heran jika sistem suntik tanpa jarum ini membawa sikap skeptis di komunitas pengguna internet di Jepang, dengan berkomentar “Tapi itu terlihat menyakitkan!” dan “Meski tanpa jarum, itu terlihat sakit. Mungkin hanya imajinasi saya saja.”