TOKYO – Sebuah tim peneliti di Jepang telah mengembangkan robot berbentuk ular canggih yang dapat memanjat tangga dan melewati saluran pipa, meningkatkan harapan bahwa robot ular tersebut akan segera digunakan untuk melakukan survei di lokasi-lokasi yang sulit dicapai di daerah yang terkena bencana.
Versi terbaru menandai kemajuan signifikan dalam perkembangan robot ular Jepang. Iterasi sebelumnya mengalami kesulitan dalam melewati rintangan tertentu, serinkali tertahan karena strukturnya yang rumit dan tonjolan pada permukaannya.
Robot baru ini, yang memiliki panjang 2,5 meter dan berat 6kg, dapat digunakan untuk inspeksi bangunan yang runtuh, menurut Fumitoshi Matsuno, profesor robotika di Universitas Kyoto yang memimpin proyek ini. Timnya memasang target untuk dapat menggunakan robot ini dalam waktu 2 hingga 3 tahun ke depan.
Matsuno juga terlibat dalam pengembangan robot versi sebelumnya, yang dirancang untuk digunakan dalam penonaktifan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-ichi yang lumpuh.
Rangka robot baru ini dibuat menggunakan printer tiga dimensi, dan memiliki 36 sendi yang dilengkapi dengan angle sensor yang dapat memeriksa bentuk benda.
Sendi-sendinya memiliki jangkauan pergerakan 180 derajat, memungkinkan robot ini untuk dengan mudah mengubah bentuknya, sementara permukaannya yang halus dengan beberapa tonjolan membuatnya kurang rentan terjebak di rintangan.
Perangkat ini dapat melakukan, misalnya, naik turun tangga dengan mengubah bentuk tubuhnya. Dengan menggunakan sensor laser yang menempel pada ujungnya, ia mendeteksi jarak antara setiap anak tangga, membuat lintasan yang ideal dan meliukkan dirinya untuk memanjat keatas.
Melalui pengaturan pusat gravitasi dengan perhitungan yang cermat, robot ini bahkan dapat memanjat tangga yang ditempatkan pada sudut 75 derajat, suatu prestasi yang tidak dapat dilakukan oleh versi sebelumnya.
Pada permukaan datar, robot meliukkan badannya dengan cara yang sama seperti ular sungguhan, dan dapat memanjat anak tangga setinggi 20cm hingga 30cm. Ia juga dapat memanjat pilar atau pipa dengan melingkarkan tubuhnya disekitarnya.
Perangkat ini dikendalikan dari jarak jauh oleh operator yang dapat melihat gambar dari kamera yang dipasang di ujungnya. Setiap sendi tidak perlu dimanipulasi secara individual; operator hanya harus memasukkan jalur mana yang harus diambil oleh sang robot, setelah memilih bentuk yang sesuai.
Tim pembuatan robot tersebut akan bermitra dengan perusahaan untuk melakukan uji coba awal, dan menggunakan robot untuk memeriksa ruang di bawah atap dan lantai serta melalui pipa yang sempit.
Penggunaan praktis robot ini dapat dimulai begitu ketahanan dan ketahanan air dan debu telah ditingkatkan.
Featured image : Nikkei Asian Review