Berita Jepang | Japanesestation.com

Sleepwell-alat pemantau tidur (1)Pola tidur dapat menjadi indikator kesehatan yang berharga. Sayangnya, mendiagnosis gangguan tidur sering bergantung pada teknologi medis invasif dan/atau masuk ke rumah sakit. Sleepwell, didirikan pada tahun 2010, adalah startup teknologi kedokteran Jepang yang merupakan bagian dari Osaka Bioscience Institute. Startup ini menciptakan alternatif cara meneliti tidur tradisional berbasis EEG, yang disebut Sleep Scope. Lalu, apa itu EEG? Kependekan dari electroencephalogram, EEG merupakan perangkat medis yang dapat mendeteksi kelainan pada aktivitas listrik otak. Bantalan elektroda kecil ditempatkan di atas kepala pasien untuk memantau gelombang otak, yang disajikan dalam bentuk grafik (baik dicetak di atas kertas fisik atau, lebih umum, ditampilkan pada layar komputer). Data dari EEG dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai potensi masalah medis, mulai dari gangguan tidur dan penyakit mental hingga epilepsi dan tumor otak. Sleep Scope adalah EEG compact pertama – dan satu-satunya – yang disahkan oleh BPOM, Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan pemerintah Jepang. Ukurannya sebanding dengan setumpuk kartu dan hanya menggunakan dua elektroda – satu untuk kepala dan satu untuk leher. “EEG biasanya sangat besar, dengan beberapa elektroda di kepala, wajah, dan tubuh,” kata founder dan CEO Sleepwell Masaki Yoshida kepada Tech in Asia. “Sistem kami mirip seperti iPod Nano, sedangkan yang lain seperti sistem entertainment audio hi-fi rumahan.” Sementara penelitian tidur tradisional hanya bisa digunakan di rumah sakit, Sleep Scope mudah dibawa dan dengan demikian dapat digunakan dengan nyaman di rumah. Masaki mengatakan bahwa fleksibilitas ini bisa menyebabkan hasil yang lebih akurat, karena pasien “tidak terganggu kabel dan tidur di ruang observasi yang aneh di rumah sakit.” Sleep Scope bisa mengidentifikasi masalah tidur dengan mengumpulkan data pada kedalaman, ritme, dan kualitas tidur. Perangkat ini memang tidak memberitahu pengguna alasan yang pasti, tetapi data dapat dianalisis oleh profesional medis untuk membuat prognosis. Startup ini memegang paten yang berkaitan dengan pengukuran indikator depresi dan gangguan bipolar. “Jika kami mengelola tes tekanan darah, kami dapat mencari tahu keadaan kesehatan seseorang saat ini,” kata Masaki. “Dengan memantau gelombang tidur, kami bisa mendapatkan ide tentang masalah kesehatan mental.” Masaki juga mengklaim bahwa Sleep Scope menyediakan data yang sebanding dengan penelitian tidur yang umum digunakan oleh PSG (yang memanfaatkan EEG tradisional dan perangkat lain untuk memantau gerakan mata, gerakan otot, dan detak jantung). “Tidak ada perbedaan ketika memantau kondisi terjaga, gerakan mata, dan tidur tahap ketiga,” katanya, Masaki mengklaim bahwa hasil penelitian PSG telah konsisten di lebih dari 22.000 tes di Jepang. Tes PSG, yang dikenal sebagai polysomnograms, dapat mendeteksi gangguan tidur seperti insomnia, narkolepsi, dan apnea tidur. Menariknya, Sleep Scope sedang digunakan oleh para peneliti Antartika untuk memeriksa perbedaan pola tidur selama periode panjang (dalam hitungan bulan) di mana ada matahari terus menerus atau kegelapan terus-menerus. Perangkat ini bahkan membantu astronot JAXA Jepang memonitor pola tidur mereka dari dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional.